Dalam sebuah gerakan yang cepat dan terorganisir, mereka mengelilingi Rahim. Suasana seketika berubah dari riuh menjadi sunyi, dan di tengah hening itu, suara tembakan terdengar menggelegar. Rahim terjatuh, tubuhnya terluka parah oleh peluru yang ditembakkan oleh salah satu dari mereka. Darah mengalir deras, menyuburkan tanah yang bersimbah warna merah. Tawa kejam terdengar di udara saat para mata-mata itu melarikan diri, meninggalkan Rahim yang tergeletak tak berdaya.
Berita kematian Rahim cepat menyebar ke seluruh tim peneliti dan menyiratkan kabar duka yang mendalam bagaikan nyanyian sunyi di malam gelap gulita. Rasa duka dan kehilangan yang mendalam begitu terasa bagaikan mendung gelap yang tiba-tiba muncul di siang hari yang cerah. Rahim yang belum sempat datang ke Indonesia sudah menemui Rabb nya dengan tersenyum, seperti senyuman para syuhada perang di Gaza, Syiria dan Afganistan.
Langkah senyap Mr.Chair
Di Indonesia, suasana juga tegang. Mr. Chair, yang telah berkomitmen penuh untuk mendukung proyek pesawat tempur Garuda, mendapat tekanan dari berbagai pihak. Banyak yang skeptis terhadap keberhasilan proyek tersebut, meragukan manfaatnya bagi negara. Namun, MR. Chair tidak gentar. Dia tahu bahwa impian untuk memiliki pesawat tempur Garuda adalah impian yang patut diperjuangkan.
Dalam sebuah pertemuan tertutup di istana kepresidenan, Mr. Chair mengumpulkan para penasihatnya. Dia berbicara dengan penuh semangat tentang pentingnya proyek pesawat tempur Garuda bagi masa depan Indonesia. Dia membagikan visinya tentang bagaimana pesawat tempur Garuda akan menjadi tonggak kebanggaan bangsa, sebuah simbol kekuatan dan kemajuan teknologi Indonesia.
Mr. Chair: Kita tidak boleh mundur dari tantangan ini. Pesawat tempur Garuda adalah investasi masa depan kita, sebuah langkah besar menuju kedaulatan dan kemandirian negara ini. Saya yakin, dengan kerja keras dan tekad yang bulat, kita bisa membuat impian ini menjadi kenyataan.
Para penasihat mendengarkan dengan serius, meresapi setiap kata yang diucapkan oleh MR. Chair. Mereka tahu bahwa proyek ini bukanlah sesuatu yang mudah, tapi mereka juga yakin bahwa dengan kepemimpinan yang kuat dan dukungan yang solid, mereka bisa menghadapi segala rintangan.
Nasir: Saya setuju, Pak Chair. Kita harus terus maju, meskipun rintangan datang dari mana pun.
Siti: Tapi bagaimana dengan tekanan dari luar? Mata-mata asing yang mencoba menghambat progres proyek ini?
Mr. Chair: Kita harus tetap waspada, tapi kita tidak boleh takut. Kita punya tim yang hebat, yang siap melawan segala bentuk ancaman untuk memastikan keberhasilan proyek ini.
Para penasihat itu mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa perjalanan menuju kesuksesan tidak akan mudah, tapi mereka siap bertarung. Mereka pun berjanji untuk memberikan dukungan penuh kepada Mr. Chair, untuk memastikan bahwa proyek pesawat tempur Garuda akan terwujud.
Di tengah-tengah tragedi dan tekanan, semangat untuk mewujudkan pesawat tempur Garuda tetap berkobar di hati setiap orang yang terlibat. Mereka bersatu, melawan segala rintangan, dengan tekad yang bulat untuk mencapai tujuan mereka. Kehilangan Rahim adalah pukulan berat bagi mereka, tapi itu juga menjadi api yang membara di dalam dada mereka, mengingatkan mereka akan pentingnya impian yang sedang mereka kejar. Dan dengan setiap langkah yang mereka ambil, mereka semakin dekat dengan keberhasilan, semakin dekat dengan mewujudkan mimpi yang mereka jagakan begitu erat: pesawat tempur Garuda, sebuah legenda yang akan dikenang selamanya dalam sejarah bangsa Indonesia.