Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Baliho Politik, Puisi Awal Yang Terpahat di Kota London

27 Januari 2024   00:15 Diperbarui: 27 Januari 2024   19:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

  • Di lorong-lorong kota London yang gemerlap,
  • Baliho-baliho pertama kali terpahat, memancarkan pesona.
  • Sejarah terukir di setiap lipatan kertas,
  • Dari zaman dulu hingga kini, mengalir cerita.
  • Abad ke-18 menyambutnya dengan sambutan hangat,
  • Baliho pertama terpasang, mengukir sejarah kota.
  • Kain dan kertas jadi alas, menampilkan namanya,
  • Toko teh Twinings, awal perjalanan di Strand.
  • Litografi dan kromolitografi berperan,
  • Abad ke-19, warna-warni menghiasi baliho,
  • Sabun, rokok, minuman, dan obat-obatan,
  • Menyapa warga dengan pesona konsumen.
  • Tak terlupakan, di Piccadilly Circus berdiri,
  • Seorang wanita pirang, meraih Coca-Cola,
  • 1908 menyaksikannya, baliho yang menggetarkan,
  • Budaya konsumsi merajut, di antara keriuhan kota.
  • Perjalanan tak berhenti di sana, abad ke-20 tiba,
  • Teknologi elektronik merayakan kesempurnaan,
  • Neon, lampu pijar, dan LED berjaya,
  • Menyinari malam, menghidupkan mimpi-mimpi.
  • St Martin’s Lane menyaksikan detik-detik berlalu,
  • Jam digital berdetak, mencerahkan lorong kota.
  • 1932 melambaikan keberanian, Prudential bersuara,
  • Asuransi pun tampil, dalam gemerlapnya zaman.
  • Abad ke-21, dunia terbuka lebar,
  • Teknologi digital memeluk, dunia baliho.
  • LCD, plasma, dan hologram berdansa,
  • Resolusi tinggi, interaktif, menyapamu dengan pesan.
  • Oxford Street menyimpan rahasia kejayaan,
  • Wajah tersenyum menyapa, di era modern ini.
  • 2012 menjadi saksi, perubahan zaman,
  • Orange berkreasi, di tengah hiruk-pikuk London.
  • Baliho di London, tak hanya iklan semata,
  • Seni dan budaya terukir, di setiap sentuhan warna.
  • Sejarah berkisah, zaman berlalu,
  • Namun, pesonanya tetap abadi, di bawah cahaya bulan.

Sejarah Baliho bisa dibaca di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun