Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gibran dan Gimmick Debat Cawapres, Etis kah?

22 Januari 2024   09:46 Diperbarui: 22 Januari 2024   10:24 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah gimmick politik dalam debat cawapres itu etis? Apakah gimmick politik itu sesuai dengan etika debat yang seharusnya? Apakah gimmick politik itu bermanfaat atau merugikan bagi publik?

Analisis Drone Emprit

Debat cawapres keempat yang berlangsung pada Jumat (21/01/2024) malam menjadi ajang bagi para calon wakil presiden untuk menunjukkan visi, misi, program, dan gagasan mereka kepada publik. Tiga cawapres, yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran, dan Mahfud MD, beradu argumen dan data tentang isu-isu penting yang berkaitan dengan kepentingan nasional.

Muhaimin Iskandar, cawapres nomor urut satu, mengajarkan persoalan etika kepada Gibran, cawapres nomor urut dua. Muhaimin menegaskan bahwa debat cawapres seharusnya berdiskusi pada tingkatan sebagai pengambil kebijakan untuk memimpin negara, bukan tebak-tebakan definisi atau singkatan. Muhaimin juga menyinggung soal etika lingkungan, keseimbangan antara manusia dan alam, serta komitmen dalam pembangunan berkelanjutan. Muhaimin menunjukkan sikap tenang, bijak, dan berwibawa dalam debat.

Cawapres nomor urut dua, mendapatkan sentimen negatif terbanyak di media sosial X, yakni 54 persen, sedangkan Muhaimin dan Mahfud mendapatkan sentimen positif masing-masing 69 persen dan 70 persen. Gibran dinilai unggul dalam delivery, tetapi kurang tepat atau tidak sesuai dengan fakta dalam beberapa pernyataannya. Gibran juga mendapat sentilan dari Muhaimin karena menggunakan botol plastik saat debat soal lingkungan.

Mahfud MD, cawapres nomor urut tiga, mendapatkan sentimen terimbang, yakni 70 persen positif dan 16 persen negatif. Mahfud dinilai unggul dalam substansi, tetapi kurang menarik dalam gaya bicara. Mahfud juga mendapat pujian dari Muhaimin karena menyampaikan data yang valid dan relevan.

Pembahasan

Etika debat adalah kumpulan norma atau aturan yang mengatur perilaku para peserta debat agar debat berlangsung secara adil, jujur, dan bermartabat. Etika debat mencakup aspek-aspek seperti menghormati lawan bicara, tidak melakukan ad hominem atau serangan pribadi, tidak menyebarkan hoaks atau fitnah, tidak menghindari pertanyaan, dan tidak menyalahgunakan data atau sumber .

Menurut etika debat, gimmick politik dalam debat cawapres tidak etis. Gimmick politik dapat menurunkan kualitas dan kredibilitas debat, serta merugikan publik yang ingin mendapatkan informasi yang akurat dan bermanfaat. Gimmick politik juga dapat menimbulkan kesan bahwa para cawapres tidak serius dalam mempersiapkan diri dan tidak menghargai proses demokrasi. Gimmick politik juga dapat mengganggu jalannya debat dan mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk membahas isu-isu yang lebih substansial.

Oleh karena itu, gimmick politik dalam debat cawapres sebaiknya dihindari dan dikurangi. Para cawapres sebaiknya lebih fokus pada penyampaian program, gagasan, dan visi mereka dengan data dan fakta yang mendukung. Para cawapres sebaiknya juga lebih mengedepankan argumentasi yang logis, kritis, dan konstruktif. Para cawapres sebaiknya juga lebih menghormati lawan bicara, moderator, dan publik yang menyaksikan debat.

Dengan demikian, debat cawapres dapat menjadi acara yang lebih seru, informatif, dan edukatif. Debat cawapres dapat menjadi instrumen komunikasi politik yang efektif untuk mendapatkan simpati publik. Debat cawapres dapat menjadi sarana untuk mengedukasi publik tentang isu-isu penting yang berkaitan dengan kepentingan nasional.

Menurut pendapat saya, gimmick politik tidak sejalan dengan etika debat, terutama dalam debat cawapres yang memiliki tingkat serius tinggi dalam konsep kebijakan dan bernegara. Gimmick politik dapat merugikan publik yang mencari informasi akurat dan bermanfaat, menurunkan kualitas dan kredibilitas debat, serta menciptakan kesan bahwa cawapres tidak serius dan tidak menghargai proses demokrasi. Dengan munculnya sentiment negative yang tinggi, bisa saja berefek kepada tingkat keterpilihan calon yang melakukan gimmick politik dan menguntungkan lawan debat. Cawapres 02 memang masih muda, 36 tahun, namun sebagai seorang politisi dia masih harus belajar banyak tentang etika politik, terutama dalam forum-forum debat.

Bagaimana pendapat anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun