Tak tentu masa, kami merajut kisah,
Bergadang dengan pena dan keyboard, mencurahkan semangat,
Perjuangan di tiap goresan dan ketikan kata,
Tetap melangkah, meski kopi menipis di cangkir.
Pada setiap gulir waktu, tugas memanggil,
Kompasianer terus bekerja, meski mata terasa berat,
Gelas kopi telah kita nikmati beberapa,
Namun semangat kami tidak pernah habis.
Di tengah lampu meja yang temaram,
Ide-ide berserabutan, melintasi pikiran yang lelah,
Mencari kebenaran, menyusun kata-kata,
Kami tak kenal lelah, kami tak kenal surut.
Hirupan kopi yang menghangatkan dada,
Sebagai teman setia dalam perjuangan malam,
Tahan bergadang, kadang ketiduran,
Namun tulisan berkualitas tetaplah harapan.
Detik kopi telah hilang dari gelas terakhir,
Dan mata kami pun terpejam tanpa sadar,
Perjuangan tak berhenti, mimpi menyapa dalam tidur,
Karena Kompasianer, dalam tulisan, kami bersatu.
Meski penat melanda, langkah tak terhenti,
Mengukir cerita, merajut makna dalam kata,
Kopi hanya simbol pendamping,
Sebab keberhasilan terletak di tinta pena dan keyboard yang mengalir.
Bergadang atau ketiduran, perjuangan tetap sama,
Mewarnai dunia dengan coretan tulisan,
Kompasianer, teruslah berjuang,
Di antara kopi, keyboard dan pena, karya berkualitas tercipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H