Di balik bayangan pesawat Garuda yang gagah,
Tersemat nama-nama, empat saudara tangan tangan,
Mr. Embed, penyair modern di antara mesin dan angkasa,
Mencipta harmoni dalam penerbangan di langit yang biru.
Getaran, sang musuh tersembunyi di balik awan,
Mr. Mei memegang pedang ilmu, melawan tanpa ragu,
Dia melantunkan pesona, kontrol adalah kunci,
Dalam nada bijak, mengatur langkah Garuda.
Material, unsur esensi yang menentukan jati diri,
Mr. Rud memahat karya, bio nano komposit menjadi tinta,
Pesawat tempur tak lagi hanyalah besi, namun nyawa,
Dalam puisi bahan, cipta Mr. R karya cemerlang.
Aerodinamika, ilmu yang melibas di antara awan,
Mr. Edo menari-nari, sayapnya melukiskan seni,
Manuver bukan sekadar tarian, tetapi nyanyian,
Mr. E menyanyikan pujian, pada pesawat Garuda terbang tinggi.
Mesin, jantung berdegup dalam rongga logam,
Mr. Ded, sang pencipta, memahat kehidupan baru,
Dengan drone dan take off vertikal, pesawat mengembara,
Mr. Ded, pemikir masa depan, mencipta langit yang abadi.
Dalam kolaborasi yang gemilang, mereka bersatu,
Mr. Embed, tim pujangga di panggung teknologi,
Pesawat Garuda, bukan hanya mesin mati,
Namun puisi heroik yang mengukir takdir abadi.
Dalam angkasa, harmoni terwujud dalam pesona,
Mr. Embed, penyair teknologi, tancapkan namamu,
Pesawat tempur tak sekadar besi dan sayap,
Namun simfoni syahdu, tercipta di atas langit biru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H