Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cerbung Mimpi Membangun Pesawat Tempur (bagian 9), Kepak Sayap Garuda Menembus Langit, Menulis Sejarah

17 Januari 2024   06:00 Diperbarui: 17 Januari 2024   06:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara gemuruh mereda setelah pesawat tempur Garuda meluncur gagah dan tangguh di langit biru Jakarta. Sorak sorai dan tepuk tangan meriah memenuhi keheningan setelah penampilan megah itu usai. Namun, di balik panggung, di Istana Negara, Presiden Indonesia bersiap untuk mengungkap peristiwa besar yang akan mengubah nasib pertahanan dan keamanan negara.

Dalam sambutannya, Presiden Indonesia dengan wajah penuh kebanggaan mengumumkan bahwa TNI telah memesan satu skuadron pesawat tempur Garuda. Keputusan ini menuai tepuk tangan hangat dari hadirin yang terdiri dari para pejabat pemerintahan, perwakilan negara sahabat, dan para peneliti proyek Garuda. Suasana haru campur bangga menyelimuti ruangan mewah itu.

Namun, kejutan tidak berhenti di situ. Presiden Indonesia melanjutkan pengumumannya dengan mengungkap bahwa beberapa negara sahabat, khususnya Pakistan dan Palestina, telah melakukan komunikasi diam-diam dengan Indonesia. Mereka juga memesan pesawat tempur Garuda untuk memperkuat kerjasama dan solidaritas regional. Jumlah total pesanan dari berbagai negara tersebut mencapai angka yang mengagumkan, tidak kurang dari seratus unit. Hal ini menjadi bukti tak terbantahkan bahwa pesawat tempur Garuda memiliki kualitas dan reputasi yang sangat tinggi di mata dunia.

"Pesanan ini bukan hanya sekadar transaksi bisnis, namun juga merupakan wujud kepercayaan negara-negara sahabat terhadap kemampuan dan kreativitas Indonesia. Pesawat tempur Garuda menjadi simbol kolaborasi dan persahabatan di dunia militer internasional," ujar Presiden Indonesia dengan penuh semangat.

Pesanan yang begitu besar ini mengukuhkan bahwa Garuda bukan hanya sekadar pesawat tempur, melainkan ikon kebanggaan Indonesia yang mampu bersaing dan bahkan mengungguli produk-produk asing. Keberhasilan ini tidak hanya terletak pada teknologi canggih yang diusungnya, tetapi juga pada keterlibatan seluruh elemen masyarakat, dari peneliti hingga pemerintah daerah, serta dukungan negara sahabat.

Para peneliti yang duduk di antara undangan tampak terkejut dan bangga. Aulia, salah satu peneliti utama, menatap Adam, rekan seperjalanannya dalam proyek ini, dengan mata berkaca-kaca. Mereka berdua telah menghadapi berbagai rintangan dan tantangan selama pengembangan pesawat tempur Garuda. Sebagai perwakilan dari tim peneliti, mereka merasa memiliki andil besar dalam kesuksesan ini.

Aulia menatap Adam dengan senyuman penuh arti. "Siapa sangka, Adam, perjalanan kita dari laboratorium hingga pesanan pesawat sekelas ini. Sungguh luar biasa."

Adam membalas senyuman Aulia dengan penuh kebahagiaan. "Ini bukti bahwa kerja keras dan dedikasi kita tidak sia-sia. Pesawat kita diakui oleh dunia. Ini adalah kebanggaan kita bersama."

Suasana jamuan makan malam berubah lebih meriah dengan hadirnya aroma keberhasilan. Presiden Indonesia, dalam sambutannya, juga mengenang perjuangan keras para peneliti yang terus berkomitmen untuk menghasilkan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

"Proyek Garuda adalah hasil kerja keras dan kerja cerdas kita semua. Para peneliti, seperti Aulia dan Adam di sini, adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang turut menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk kemajuan bangsa," ujar Presiden Indonesia dengan rasa hormat.

Aulia dan Adam bertatapan sejenak, mengingat perjalanan panjang yang mereka lalui bersama tim penelitian. Mereka teringat malam-malam tanpa tidur, berjibaku dengan perhitungan rumit, dan momen-momen ketegangan saat uji coba pesawat. Semua itu, kini, terbayar dengan hasil yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun