Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Teh Talua Tapai, Minuman Sehat Menghangatkan dari Ranah Minang

15 Januari 2024   17:35 Diperbarui: 3 Februari 2024   19:31 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Varian minuman teh talua tapai relatif masih baru. penulis sendiri baru 3 tahun terakhir mencobanya. pertama mencoba di Sawahan depan kantor PLN wilayah Sumbar, Kota Padang. 

Pertama mencoba langsung suka karena sudah terbiasa minum teh talua. Berikutnya penulis mencoba minum di Simpang Anduriang, masih di Kota Padang, sebuah warung kecil pinggir jalan yang biasa berdua berjualan mulai sore sampai malam, rasanya juga enah dan menyegarkan. 

Terakhir penulis minum teh Talu di Simpang bypass, sebuah warung yang dibuka dengan nama Skotang Reborn, rasanya paling top dari semua yang telah dicoba dan sudah beberapa kali menikmatinya di sana setelah salat isya sambil ngobrol santai dengan tetangga. Oh ya skotang juga minuman khas orang Minang, nanti akan saya ceritakan agar anda yang belum tahu tidak penasaran.

Terkait dengn kebiasaan minum the talua saya memiliki kisah lucu sewaktu saya kuliah di Palembang tahun 1990. Saya fikir minuman the talua sudah menyebar ke seluruh nusantara, tetapi ternyata belum. Pengalaman ini saya bingkai dengan cerita fiksi, semoga anda suka.

Cerita The Talua dan Romanza di Palembang

Saya adalah seorang mahasiswa Teknik Elektro di Palembang. Saya berasal dari Minang, sebuah daerah yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu yang saya banggakan adalah teh talua, minuman khas yang selalu saya nikmati di kampung halaman.

Teh talua adalah campuran teh, kuning telur, gula, dan susu kental manis. Minuman ini memiliki rasa yang manis, gurih, dan lezat. Serta memberikan kehangatan dan kekuatan di badan.

Namun, di Palembang, saya tidak bisa menemukan teh talua yang sesuai dengan selera saya. Saya mencoba mencari di berbagai kedai, namun hasilnya nihil. Sampai suatu hari, saya menemukan sebuah warung yang tampak ramai dan bersih.

Saya mendekat dan bertanya kepada penjual, apakah ia menyediakan teh telur. Penjual mengangguk dan berkata ya, lalu saya memesan satu gelas. Saya menunggu dengan sabar, berharap bisa menikmati teh talua yang lezat.

Namun, apa yang saya lihat membuat saya tercengang dan heran. Penjual membawa sebuah nampan yang berisi teh dan telur. Bukan telur yang dikocok dengan gula dan susu, melainkan telur rebus yang utuh.

Saya sadar bahwa penjual tidak mengerti maksud saya. Dia mengira saya ingin minum teh dan makan telur rebus. Saya tidak tahu harus marah atau malu, jadi saya hanya bisa tersenyum. Saya mengucapkan terima kasih dan membayar minuman dan makanan itu.

Saya pun tertawa sendiri, mengingat kejadian itu. Saya berpikir, mungkin ini adalah salah satu cara Tuhan untuk menghibur saya. Saya bersyukur, karena meskipun saya tidak bisa menemukan teh talua di Palembang, saya bisa menemukan cerita lucu yang bisa saya ceritakan kepada teman-teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun