Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Capres, Pembelian Alutsista Bekas vs Baru (Bagian 1)

9 Januari 2024   10:55 Diperbarui: 9 Januari 2024   11:39 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pesawat Bekas atau Pesawat Baru, Strategi Pengadaan Pesawat Tempur


Pengantar

Debat capres tadi malam berlangsung panas. Salah satu yang diperdebatkan adalah pembelian pesawat tempur dari Mirage 2000-5 dari Qatar yang telah dipakai lebih dari 10 tahun. Begitu juga dengan pembelian peralatan militer yang lain. Prabowo sebagai menteri pertahanan sudah menjabat lebih dari 4 tahun namun Anis dan Ganjar melihat fenomena pembelian peralatan militer ini tidak tepat.

Prabowo beralasan bahwa pembelian alutsista bekas merupakan langkah yang tepat untuk memperkuat pertahanan Indonesia di tengah keterbatasan anggaran. Ia juga mengklaim bahwa alutsista bekas yang dibeli masih memiliki usia pakai yang cukup lama, yaitu sekitar 15 tahun.

Namun, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, dan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, tidak setuju dengan kebijakan Prabowo tersebut. Mereka berpendapat bahwa pembelian alutsista bekas dapat membahayakan keselamatan prajurit TNI, karena alutsista tersebut sudah tidak memiliki daya tahan yang optimal. Selain itu, mereka juga menilai bahwa pembelian alutsista bekas tidak dapat memberikan efek gentar bagi negara-negara lain.

Berikut adalah beberapa argumen yang diajukan oleh Anies dan Ganjar dalam debat capres tersebut yaitu pembelian alutsista bekas adalah langkah yang tidak tepat. Alutsista bekas sudah tidak memiliki daya tahan yang optimal. Hal ini dapat membahayakan keselamatan prajurit TNI. 

Pembelian alutsista bekas adalah langkah yang tidak strategis. Kita harus fokus pada pengembangan alutsista dalam negeri. Hal ini agar kita tidak bergantung pada negara lain. Pembelian alutsista bekas juga tidak dapat memberikan efek ganda. Kita hanya akan mengeluarkan uang untuk membeli alutsista, tanpa mendapatkan keuntungan yang lain.

Argumen-argumen dari Anies dan Ganjar tersebut cukup kuat untuk mendukung pandangan mereka. Namun, Prabowo juga memiliki argumen yang kuat untuk membela kebijakannya. Oleh karena itu, masih diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai masalah ini untuk menentukan kebijakan yang tepat bagi Indonesia.

Pertimbangan Pembelian Alutsista

Pertimbangan yang bijak dalam pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) merupakan langkah penting dalam mengamankan dan memperkuat pertahanan sebuah negara. Dalam konteks Indonesia, beberapa hal perlu mendapat sorotan seksama untuk memastikan keberhasilan kebijakan tersebut.

1. Ketersediaan Anggaran: Pertimbangan utama dalam membeli alutsista adalah ketersediaan anggaran. Indonesia, seperti negara lainnya, memiliki keterbatasan dana yang dapat dialokasikan untuk sektor pertahanan. Pembelian alutsista bekas menjadi alternatif menarik yang perlu dieksplorasi. Meskipun begitu, penilaian cermat terhadap kehandalan dan kemampuan alutsista bekas perlu diutamakan demi keberlanjutan pertahanan.

2. Usia Pakai: Aspek kritis lainnya adalah usia pakai alutsista. Meskipun alutsista tersebut bekas, usia pakai yang memadai harus dijamin. Kehandalan peralatan militer sangat tergantung pada sejauh mana mereka dapat berfungsi secara optimal. Usia pakai yang memadai akan memberikan kepastian bahwa investasi tersebut akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kekuatan militer Indonesia.

3. Daya Tahan: Ketahanan alutsista adalah fokus utama dalam mempertimbangkan pembelian. Keandalan dan daya tahan yang tinggi menjadi kunci untuk memastikan keselamatan prajurit TNI di lapangan. Selain itu, alutsista yang tangguh akan memberikan keunggulan taktis yang signifikan di tengah-tengah tantangan keamanan yang mungkin dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun