Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Biaya Produksi, Yield, Kualitas, dan Daya Saing Biodiesel B100

2 Januari 2024   14:43 Diperbarui: 4 Januari 2024   19:46 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Daya Saing Biodiesel B100. (Sumber: esdm.go.id via kompas.com)

Yield tertinggi terjadi pada rasio mol CPO-metanol 1:6, konsentrasi katalis 1% (b/v), suhu 60 oC, dan waktu reaksi 4 jam untuk esterifikasi dan 0,5 jam untuk transesterifikasi. 

Yield terendah terjadi pada rasio mol CPO-metanol 1:3, konsentrasi katalis 5% (b/v), suhu 40 oC, dan waktu reaksi 2 jam untuk esterifikasi dan 2 jam untuk transesterifikasi.

Kualitas biodiesel B100 adalah sifat fisikokimia biodiesel yang harus memenuhi standar nasional dan internasional, seperti densitas, viskositas, flash point, cetane number, dan angka asam. 

Kualitas biodiesel B100 dipengaruhi oleh metode, katalis, dan kondisi produksi, serta harus diuji dengan menggunakan alat-alat yang sesuai, seperti densitometer, viskometer, flash point tester, cetane meter, dan titrator. 

Berikut data terkait kualitas biodiesel B100 dari CPO dengan metode esterifikasi-transesterifikasi sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7182:2015 untuk biodiesel, yaitu:

  • Densitas: 878,5 kg/m3 (SNI: 860-900 kg/m3)
  • Viskositas: 4,3 cSt (SNI: 2,3-6,0 cSt)
  • Flash point: 140oC (SNI: minimal 100oC)
  • Cetane number: 51,3 (SNI: minimal 51)
  • Angka asam: 0,3 mg KOH/g (SNI: maksimal 0,5 mg KOH/g)

Daya Saing Biodiesel B100

Daya saing biodiesel B100 adalah kemampuan biodiesel B100 untuk bersaing dengan bahan bakar lainnya, seperti diesel dan pertalite, baik dari segi harga, ketersediaan, kualitas, maupun permintaan. 

Daya saing biodiesel B100 dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti harga minyak sawit, harga minyak dunia, biaya operasional, subsidi pemerintah, dan permintaan pasar.

Berdasarkan pernyataan dari Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), harga jual biodiesel B100 jika terus didorong sampai 100% bisa mencapai Rp 15.000 per liter, karena tingginya harga minyak sawit dan biaya operasional. 

Harga jual ini tentu lebih tinggi daripada harga jual diesel dan pertalite, yang saat ini berkisar antara Rp 10.000-Rp 11.000 per liter. Selain itu, ketersediaan biodiesel B100 juga terbatas, karena harus bersaing dengan kebutuhan minyak sawit untuk industri lainnya. 

Kualitas biodiesel B100 juga bervariasi, karena dipengaruhi oleh metode, katalis, dan kondisi produksi, serta harus memenuhi standar nasional dan internasional. 

Permintaan biodiesel B100 juga masih rendah, karena kurangnya sosialisasi, edukasi, dan regulasi yang mendukung penggunaan biodiesel B100 di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun