Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebakaran Smelter Morowali dan Kompleksitas Akibat yang Ditimbulkan, Sebuah Ancaman Atau Peluang

2 Januari 2024   11:44 Diperbarui: 2 Januari 2024   12:12 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengantar

Baru-baru ini, ada dua kejadian kebakaran smelter yang menarik perhatian publik di Indonesia, yaitu Kebakaran smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, pada 24 Desember 2023. Kebakaran ini menewaskan 19 orang, termasuk delapan tenaga kerja asing (TKA) asal China. Kebakaran ini diduga disebabkan oleh ledakan di salah satu tungku smelter nikel. Kebakaran kedua adalah Kebakaran smelter milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada 22 Desember 2023. Kebakaran ini menewaskan dua orang, yaitu Nirwana Selle dan I Made Defri Hari Jonathan. Kedua korban tewas terbakar dalam crane yang sedang mereka operasikan. Kebakaran ini diduga disebabkan oleh percikan api dari aktivitas las di sekitar pabrik2.

Kebakaran di smelter Morowali merupakan peristiwa yang mengguncang masyarakat dan meninggalkan jejak yang dalam dalam ingatan publik. Smelter sendiri merupakan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral yang berperan penting dalam industri pertambangan dan pengolahan logam. Pada umumnya, smelter dilengkapi dengan berbagai peralatan dan teknologi canggih untuk mengolah mineral mentah menjadi logam yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri.

Akibat dan Kerugian Kebakaran Smelter

Ketika kebakaran melanda smelter, konsekuensinya dapat sangat serius. Kebakaran bisa terjadi akibat ledakan, korsleting listrik, atau kesalahan operasional dalam proses produksi. Dampak dari kebakaran smelter melibatkan kerugian materi yang signifikan, merusak lingkungan sekitar, dan dalam kasus yang paling tragis, mengancam nyawa pekerja dan masyarakat sekitar. Bukan hanya infrastruktur dan peralatan pabrik yang menjadi korban, tetapi juga kesehatan dan keselamatan publik yang terancam.

Kerugian materi yang timbul akibat kebakaran smelter melibatkan kerugian finansial bagi perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, aset fisik seperti mesin-mesin berharga, peralatan produksi, dan stok barang siap jual dapat hancur atau mengalami kerusakan serius. Proses pemulihan dan rekonstruksi setelah kebakaran memerlukan investasi besar dan waktu yang cukup lama, membebani perusahaan dan mempengaruhi keberlanjutan operasional mereka.

Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan juga menjadi isu serius ketika smelter terbakar. Proses produksi di smelter seringkali melibatkan bahan kimia berbahaya dan polutan udara. Kebakaran dapat menyebabkan pelepasan zat-zat beracun ke udara, tanah, dan air di sekitar smelter. Ini dapat mencemari lingkungan hidup dan berpotensi mengancam keberlanjutan ekosistem lokal.

Lebih jauh lagi, kebakaran smelter dapat berdampak langsung pada kesehatan dan keselamatan masyarakat sekitar. Asap dan debu berbahaya yang dihasilkan dari kebakaran dapat mencemari udara dan mengakibatkan masalah pernapasan bagi warga sekitar. Evakuasi mungkin diperlukan untuk melindungi penduduk dari risiko paparan bahan berbahaya.

Dengan demikian, kebakaran smelter tidak hanya menjadi masalah internal bagi perusahaan dan industri, tetapi juga menjadi isu publik yang melibatkan kepentingan masyarakat luas. Pemerintah dan otoritas terkait perlu mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mencegah kebakaran, meningkatkan standar keselamatan, dan menangani dampaknya dengan cepat dan efisien. Kesadaran akan potensi risiko kebakaran smelter juga perlu ditingkatkan di kalangan industri, dengan fokus pada pencegahan dan respons yang tepat dalam menghadapi ancaman serius ini.

Gelombang Protes dan Tuntutan

Dua kebakaran smelter yang baru-baru ini terjadi telah menimbulkan gelombang protes dan tuntutan yang kuat dari serikat pekerja dan masyarakat. Kejadian tersebut secara tegas mencetuskan keprihatinan akan standar keselamatan dan kesehatan kerja di sektor industri terkait. Serikat pekerja, bersama dengan warga setempat, mengecam kurangnya kepatuhan terhadap norma-norma keselamatan yang seharusnya diikuti oleh perusahaan-perusahaan dalam menjalankan operasional mereka.

Protes ini sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran akan kondisi kerja yang tidak aman dan risiko kebakaran yang tinggi di smelter. Serikat pekerja menuntut peningkatan investasi dalam infrastruktur keamanan, pelatihan yang lebih baik untuk pekerja, dan peningkatan pengawasan terhadap kepatuhan perusahaan terhadap standar keselamatan industri. Selain itu, mereka menyerukan transparansi yang lebih besar dalam laporan kecelakaan dan insiden keselamatan, agar publik dapat mengakses informasi yang jelas dan memahami risiko yang ada.

Masyarakat, yang merasa terancam oleh dampak lingkungan dan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kebakaran smelter, juga turut serta dalam protes ini. Mereka menekankan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat. Pemantauan yang lebih ketat terhadap emisi gas beracun dan limbah industri menjadi salah satu tuntutan utama mereka.

Sikap Pemerintah

Pemerintah setempat dan lembaga pengawas industri dihadapkan pada tekanan untuk bertindak tegas dalam menegakkan standar keselamatan dan kesehatan kerja. Peningkatan inspeksi dan audit terhadap smelter-smelter serta penegakan hukum terhadap pelanggaran keselamatan diharapkan menjadi langkah-langkah yang diambil untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.

Keseluruhan peristiwa ini mencerminkan perlunya kolaborasi antara pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan berkelanjutan. Peningkatan kesadaran akan pentingnya standar keselamatan industri menjadi kunci dalam memastikan perlindungan yang optimal bagi pekerja dan lingkungan sekitar.

Kebakaran Smelter Di Berbagai Belahan Dunia

  • Kebakaran Smelter Tembaga Freeport-McMoRan di Miami, Arizona, AS (2017): Pada tahun 2017, smelter tembaga milik Freeport-McMoRan di Miami, Arizona, Amerika Serikat, mengalami kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik. Kejadian ini tidak hanya menyebabkan kerugian materi sekitar $100 juta, tetapi juga menghentikan produksi tembaga di smelter tersebut.
  • Kebakaran Smelter Aluminium Alcoa di Warrick, Indiana, AS (2016): Pada tahun 2016, smelter aluminium milik Alcoa di Warrick, Indiana, Amerika Serikat, terbakar akibat kebocoran minyak. Kebakaran ini tragis karena menewaskan satu pekerja dan melukai lima orang lainnya. Selain itu, tiga dari empat tungku smelter di pabrik tersebut terpaksa dihentikan sementara.
  • Kebakaran Smelter Nikel Norilsk Nickel di Norilsk, Rusia (2014): Pada tahun 2014, smelter nikel milik Norilsk Nickel di Norilsk, Rusia, mengalami kebakaran akibat ledakan di salah satu tungku. Dua pekerja tewas, dan 14 orang lainnya mengalami luka. Kebakaran ini juga mengakibatkan tingginya tingkat polusi udara di kota Norilsk, yang sudah dikenal sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia.
  • Kebakaran Smelter Nikel PT KFI di Sanga-Sanga, Kalimantan Timur (2023): Pada tahun 2023, smelter nikel milik PT KFI di Sanga-Sanga, Kalimantan Timur, Indonesia, mengalami kebakaran karena ledakan di salah satu tungku. Satu pekerja asal Cina tewas, dan tiga orang lainnya mengalami luka.
  • Kebakaran Smelter Nikel PT IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah (2023): Juga pada tahun 2023, smelter nikel milik PT IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia, terbakar karena ledakan di salah satu tungku. Empat pekerja asal Cina dan 15 orang lainnya menjadi korban tewas.
  • Kebakaran Smelter Aluminium Chalco di Shanxi, Cina (2023): Pada tahun 2023, smelter aluminium milik Chalco di Shanxi, Cina, terbakar akibat kebocoran gas. Kebakaran ini merenggut tujuh nyawa pekerja dan melukai 12 orang lainnya.
  • Kebakaran Smelter Tembaga Glencore di Mufulira, Zambia (2019): Pada tahun 2019, smelter tembaga milik Glencore di Mufulira, Zambia, terbakar karena kebocoran gas. Meskipun tidak ada korban jiwa, satu pekerja meninggal dan empat orang lainnya mengalami luka.
  • Kebakaran Smelter Timah Rio Tinto di Bell Bay, Tasmania, Australia (2018): Pada tahun 2018, smelter timah milik Rio Tinto di Bell Bay, Tasmania, Australia, terbakar akibat kebocoran minyak. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian finansial mencapai sekitar $2,5 juta.
  • Kebakaran Smelter Seng Nyrstar di Port Pirie, Australia Selatan (2017): Pada tahun 2017, smelter seng milik Nyrstar di Port Pirie, Australia Selatan, terbakar karena kebocoran gas. Kebakaran ini menewaskan dua pekerja dan melukai lima orang lainnya.
  • Kebakaran Smelter Aluminium Rio Tinto Alcan di Kitimat, British Columbia, Kanada (2016): Pada tahun 2016, smelter aluminium milik Rio Tinto Alcan di Kitimat, British Columbia, Kanada, mengalami kebakaran akibat kebocoran listrik. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian mencapai sekitar $20 juta dan produksi aluminium terganggu.
  • Kebakaran Smelter Batubara SUEK di Listvyazhnaya, Siberia (2021): Pada tahun 2021, smelter batubara milik SUEK di Listvyazhnaya, Siberia, terbakar akibat kebocoran gas. Kebakaran ini sangat fatal dengan menewaskan 52 orang, termasuk penambang dan penyelamat.
  • Kebakaran Smelter Tembaga Hudbay Minerals di Flin Flon, Manitoba, Kanada (2019): Pada tahun 2019, smelter tembaga milik Hudbay Minerals di Flin Flon, Manitoba, Kanada, terbakar karena korsleting listrik. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian finansial mencapai sekitar $10 juta dan produksi tembaga terganggu.
  • Kebakaran Smelter Nikel Norilsk Nickel di Norilsk, Rusia (2018): Pada tahun 2018, smelter nikel milik Norilsk Nickel di Norilsk, Rusia, kembali terbakar akibat ledakan di salah satu tungku. Dua pekerja tewas, dan 14 orang lainnya mengalami luka.
  • Kebakaran Smelter Aluminium Alcoa di Fjardaal, Islandia (2016): Pada tahun 2016, smelter aluminium milik Alcoa di Fjardaal, Islandia, terbakar akibat kebocoran listrik. Meskipun tidak ada korban jiwa, produksi aluminium di smelter tersebut terganggu.
  • Kebakaran Smelter Tembaga Codelco di Chuquicamata, Chile (2020): Pada tahun 2020, smelter tembaga milik Codelco di Chuquicamata, Chile, terbakar akibat kebocoran gas. Kebakaran ini menewaskan tiga pekerja dan melukai 11 orang lainnya.
  • Kebakaran Smelter Nikel Vale di Sudbury, Ontario, Kanada (2019): Pada tahun 2019, smelter nikel milik Vale di Sudbury, Ontario, Kanada, terbakar karena kebocoran listrik. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian finansial mencapai sekitar $5 juta dan produksi nikel terganggu.
  • Kebakaran Smelter Aluminium Albras di Barcarena, Brasil (2018): Pada tahun 2018, smelter aluminium milik Albras di Barcarena, Brasil, terbakar akibat kebocoran minyak. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian finansial mencapai sekitar $15 juta dan produksi aluminium terganggu.

Penyebab Kebakaran

Dari serangkaian kebakaran smelter tersebut, terlihat bahwa penyebabnya sangat bervariasi, termasuk korsleting listrik, kebocoran minyak, ledakan tungku, kebocoran gas, dan kebocoran listrik. Setiap insiden tersebut memiliki dampak serius, mulai dari kerugian finansial yang signifikan hingga korban jiwa dan luka-luka pekerja.

Tentu saja, kebakaran smelter bukan hanya menjadi masalah individu bagi perusahaan terkait, tetapi juga merupakan isu global yang memerlukan perhatian serius dari seluruh industri dan pemerintahan di berbagai negara. Perlu adanya kolaborasi internasional dalam menerapkan standar keselamatan yang lebih ketat, pengembangan teknologi keamanan yang lebih canggih, dan perencanaan respons darurat yang lebih baik.

Mencegah Kebakaran Smelter

Salah satu aspek kunci dalam mencegah kebakaran smelter adalah peningkatan sistem pemantauan dan perawatan preventif. Pemeriksaan rutin, pelatihan keamanan yang intensif, dan investasi dalam peralatan dan infrastruktur yang aman dapat menjadi langkah-langkah penting dalam memitigasi risiko. Selain itu, perusahaan perlu meningkatkan transparansi dalam melaporkan insiden dan kecelakaan, sehingga dapat memberikan informasi yang akurat kepada pihak berkepentingan dan masyarakat.

Selain upaya perusahaan, peran pemerintah juga sangat vital dalam menetapkan dan menegakkan regulasi yang ketat terkait keselamatan industri. Inspeksi rutin, sanksi yang tegas terhadap pelanggaran, dan pembinaan terhadap perusahaan untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap standar keselamatan adalah langkah-langkah yang diperlukan. Pemerintah juga dapat memainkan peran dalam mendukung penelitian dan pengembangan teknologi keamanan yang inovatif.

Selain itu, aspek penting lainnya adalah melibatkan serikat pekerja dan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait keselamatan di tempat kerja. Pekerja yang terlatih dengan baik dan sadar akan risiko dapat menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan mengatasi potensi bahaya sebelum menjadi kebakaran yang merugikan.

Penutup

Dalam menghadapi tantangan ini, sektor industri, pemerintah, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Hal ini melibatkan peningkatan kolaborasi antar negara untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mengadopsi praktik terbaik dalam mencegah dan merespons kebakaran smelter.

Penting untuk diingat bahwa kebakaran smelter bukan hanya masalah perusahaan atau industri, melainkan juga merupakan ancaman serius terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan upaya bersama, kita dapat mencapai standar keselamatan yang lebih tinggi, mengurangi risiko kebakaran smelter, dan melindungi sumber daya alam serta kehidupan manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun