Mohon tunggu...
Aulia Rahma Putri Wijaya
Aulia Rahma Putri Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama : Aulia Rahma Putri Wijaya NIM : 43222010034 Prodi : S1 Akuntansi Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik Dosen : Prof. Dr. Apollo, Ak., M. Si.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   21:55 Diperbarui: 14 Desember 2023   21:59 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama, pemahaman lebih dalam terhadap motivasi individu melalui Hedonistic Calculus dapat membantu merancang kampanye pendidikan dan kesadaran yang lebih efektif. Dengan menargetkan aspek-aspek yang dianggap memberikan kebahagiaan atau keuntungan dalam konteks korupsi, program-program ini dapat menciptakan narasi yang lebih persuasif dan relevan untuk masyarakat Indonesia. Peningkatan kesadaran publik tentang konsekuensi negatif dari tindakan korupsi dapat mengubah persepsi sosial terhadap perilaku tersebut.

Kedua, konsep ini dapat diintegrasikan ke dalam pelatihan dan pendidikan etika di berbagai sektor, termasuk sektor publik dan swasta. Meningkatkan kesadaran dan sensitivitas terhadap konsep Hedonistic Calculus di kalangan pejabat publik, pelaku bisnis, dan masyarakat umum dapat membantu mencegah terjadinya tindakan korupsi. Melalui pendekatan ini, nilai-nilai etika dan integritas dapat ditanamkan lebih baik dalam budaya organisasi dan masyarakat secara keseluruhan.

Selanjutnya, konsep ini dapat diaplikasikan dalam merancang kebijakan insentif dan sanksi yang lebih efektif. Dengan memahami bahwa keputusan untuk terlibat dalam korupsi didasarkan pada perhitungan keuntungan dan risiko, pemerintah dapat merancang kebijakan yang memberikan insentif positif bagi perilaku yang bersih dan memberlakukan sanksi yang lebih tegas bagi pelanggar hukum. Hal ini dapat melibatkan pengembangan sistem penghargaan untuk integritas dan pemberian hukuman yang memadai untuk pelaku korupsi.

Selanjutnya, penerapan konsep Hedonistic Calculus dapat memperkuat peran lembaga penegak hukum dalam menghadapi kejahatan korupsi. Dengan memahami cara pelaku korupsi mempertimbangkan risiko dan keuntungan, lembaga penegak hukum dapat meningkatkan strategi penyelidikan, pengawasan, dan penangkapan. Penguatan lembaga-lembaga ini juga dapat mencakup peningkatan kemampuan untuk mengatasi upaya korupsi yang berusaha menghindari penegakan hukum.

Lebih lanjut, konsep ini dapat mendukung langkah-langkah reformasi kebijakan di tingkat nasional. Perubahan dalam undang-undang dan regulasi yang mencerminkan pemahaman yang lebih baik terhadap perhitungan kebahagiaan dan keuntungan pelaku korupsi dapat memperkuat dasar hukum dan meningkatkan efektivitas penegakan hukum. Ini mungkin melibatkan peningkatan sanksi, penyempurnaan mekanisme pengawasan, dan penyusunan kebijakan yang mendukung integritas dan transparansi.

Terakhir, implementasi konsep ini dapat mendukung kerja sama internasional dalam penanggulangan korupsi. Dengan menggunakan kerangka kerja Hedonistic Calculus sebagai dasar pemahaman bersama, negara-negara dapat berkolaborasi dalam mengembangkan strategi global yang lebih efektif. Pertukaran informasi dan praktik terbaik antar negara dapat menjadi lebih terarah dan adaptif, menciptakan lingkungan yang lebih sulit bagi pelaku korupsi untuk beroperasi secara lintas batas.

Dalam keseluruhan, penerapan konsep Hedonistic Calculus memberikan wawasan baru dan relevan terhadap kejahatan korupsi di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan ini, kita dapat mengembangkan strategi pencegahan yang lebih tepat sasaran, meningkatkan kesadaran publik, dan memperkuat sistem penegakan hukum. Seiring dengan reformasi kebijakan dan perubahan budaya, pendekatan ini dapat membawa dampak positif yang signifikan dalam upaya memberantas korupsi dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan bermoral.

Top of Form

Dalam kesimpulan, konsep Hedonistic Calculus memberikan wawasan baru yang bernilai terhadap pemahaman kita terhadap kejahatan korupsi di Indonesia. Pendekatan ini, yang menilai kebahagiaan atau keuntungan sebagai dasar pengambilan keputusan moral, dapat memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk menganalisis motivasi, faktor-faktor, dan konsekuensi tindakan koruptif.

Pertama, Hedonistic Calculus memberikan pencerahan tentang bagaimana individu yang terlibat dalam kejahatan korupsi di Indonesia mungkin melakukan perhitungan kompleks terkait risiko dan keuntungan. Faktor-faktor seperti intensitas kesenangan, durasi pengalaman, kepastian, kemungkinan pengalaman serupa di masa depan, kesesuaian dengan nilai-nilai sosial, dan kemampuan untuk mengontrol pengalaman tersebut menjadi pertimbangan yang krusial dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam konteks Indonesia, pemahaman ini dapat membantu merinci faktor-faktor spesifik yang mungkin mendorong tindakan koruptif, memungkinkan pengembangan strategi pencegahan yang lebih tepat sasaran dan berdampak lebih besar. Pendekatan ini memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana insentif dan risiko dapat membentuk perilaku pelaku korupsi di tingkat individual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun