وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Yang artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim."
Berdasarkan ayat tersebut, muncul pertanyaan di benak kita. Dari awal seruan Allah SWT sudah jelas “Wahai orang-orang yang beriman...”, lantas di manakah letak keimanan kita?
Seharusnya kita tidak menghina orang lain seburuk apa pun mereka karena kita dan mereka sama-sama makhluk ciptaan-Nya. Mem-bully sesama manusia sama saja menghina ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sering kali kita tidak berpikir sampai sana karena rasa iri dan dengki terlanjur menjerumus ke dalam diri kita.
Pada dasarnya seluruh dunia dan isinya adalah ciptaan-Nya. Atas kuasa-Nya seluruh alam dan seisinya ada di Bumi. Mereka itulah orang-orang zalim atas perbuatan tercela akibat mengolok-olok kaum lain. Oleh karena itu, mari tingkatkan keimanan kita kepada Allah SWT dengan memperbaiki hubungan dengan-Nya, dengan sesama (makhluk ciptaan-Nya), dan tidak lupa hubungan dengan alam. Tanamkan dalam diri kita bahwa semua orang itu bersaudara. Sebagaimana firman Allah SWT :
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati." [Q. S. Al-Hujurat {49} : 10]
Tunggu apa lagi, mulailah dari diri sendiri untuk orang lain. Hentikan aksi bullying baik di kehidupan bermasyarakat, sosial, ekonomi, maupun di tingkat pendidikan.
Penulis Pertama : Aulia Putri Antika
Fakultas/Prodi : FKIP/PBSI