Mohon tunggu...
aulia aisyahzuha
aulia aisyahzuha Mohon Tunggu... Jurnalis - good muslimah

good muslimah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intelektual sebagai Dasar Diplomasi Rasulullah

2 November 2019   01:25 Diperbarui: 2 November 2019   01:29 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Quraisy memberi gelar Rasul dengan sebutan Al-Amien dalam artian dapat dipercaya. Pada saat beliau menerima wahyu pertama beliau berumur 40 thun, Setelah 3 tahun dilewati sebelum secara terang-terangan agama yang dibawakan nya. Pertemuan pertama nya diadakan sekitar 40 orang Qurasiy ketika Rasulullah mengutarakan keinginan nya untuk mengumumkan wahyu yang Allah turunkan. Respon yang diberikan Rasulullah begitu hangat dan juga perlindungan yang diberikan pamannya Abu thalib menjadikan Rasulullah mampu menyebarkan ajaran dan dakwah tanpa halangan.

Dalam kepemimpinan nya Rasulullah telah menunjukkan contoh diplomasi untuk menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain dan bahkan dalam pengambilan keputusannya. Contoh diplomasi pertama Rasulullah yaitu ketika kebijakan Rasulullah dalam menetapkan siapa yang berhak meletakkan hajar aswad, disini Rasul berhasil meyakinkan orang Quraisy dengan idenya. Selanjut nya kisah Rasul saat membentuk perjanjian dengan penduduk Madinah yang menghasilkan sebuah kesepakatan yang disebut Piagam Madinah. Karena di Madinah pendatang baru harus mengadakan rekonsilitasi dengan semua phak yang ada, dan Rasul ingin menjadikan pengungsiannya sebagai sebuah pusat yang sangat efektif dan aman untuk melancarkan gerakannya. Maka langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan kesepakatan pertama untuk menyatukan umat muslim dengan penduduk Madinah pada saat itu.

Diplomasi yang dialkukan Rasulullah sampai saat itu masih bersifat soft power. Dan baru mulai nya peperangan pada saat 2 H yaitu pada perang Badar. Langkah ini diambil oleh Rasul untuk mempertahankan wilayah dan melindungi umat nya dari serangan kaum kafir. Lalu ada perang Uhud yang dapat kita ambil dari kisah perang Uhud ialah disitu kita dapat membedakan mana orang yang taat dengan Rasul dan orang yang munafik yang hanya ingin mengambil harta rampasan perang. Lalu ketika perang Khondak dimana Rasulullah mengajarkan dalam berperang buakan bagaimana kita menyerang lawan dan menang, tapi kita harus memfikirkan bagaimana strategi untuk melawan musuh dan menyelamatkan diri dari bahaya.

Selanjutnya ketika perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah menyetujui perjanjian tersebut padahal isi dari perjanjian tersebut banyak yang merugikan umat islam, tetapi Rasulullah berfikiran dengan adanya perjanjian ini maka masyarakat Makkah tidak akan menyerang umat muslim sekarang, dan Rasul mempunyai waktu untuk menyiapkan dan menambah kekuatan umat muslim. Dan pada saat Fathu Makkah tidak ada pertumpahan darah antara umat muslim dengan penduduk Madinah, karena Rasulullah hanya membawa pasukan nya sebagai bentuk show power terhadap penduduk Makkah dan akhirnya Mereka mau untuk masuk islam. Pada massa kekuasaan Rasulullah, beliau juga sering mengirim delegasi-delegasi kepada kerajaan non islam untuk bekerjasama dan mau mengikuti ajaran Islam. Rasulullah memberi pesan kepada para diplomat nya untuk mempersiapkan matang-matang apa yang ingin disampaikan atau yang ingin dilakukan, lalu harus sabar, harus lemah lembut dalam menyebarkan kebaikan, dalam berkata tidak boleh menyakiti hati seseorang dan tidak boleh memiliki rasa balas dendam.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun