Sedayu, 8 Juli 2024 -- Desa Sedayu kembali menggelar tradisi Baritan dalam rangka memperingati 1 Muharram. Tradisi yang telah berlangsung turun-temurun ini menjadi salah satu acara yang ditunggu-tunggu oleh warga desa. Baritan merupakan ritual syukur dan doa bersama yang dilaksanakan di perempatan jalan setiap RT, sebagai bentuk permohonan keselamatan dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Acara yang dimulai bakda sholat maghrib diawali dengan membaca surah Yasin, kemudian disambung dengan membaca doa awal tahun. Setelah itu dilanjutkan dengan acara Baritan yang dilaksanakan bakda sholat isya'. Baritan adalah tradisi turun temurun yang diadakan setahun sekali tepatnya pada bulan muharom atau dalam istilah jawa disebut sasi suro. Adapun susunan acara dalam tradisi Baritan meliputi do'a bersama dan makan bersama warga. Dalam hal ini para mahasiswa KKN UIN Walisongo posko 62 di desa Sedayu turut berpartisipasi membantu warga mempersiapkan acara dan memeriahkan acara Baritan sembari bercengkerama dengan warga Sedayu.
 ''Tradisi Baritan ini merupakan wujud syukur kita kepada Tuhan atas segala berkah yang telah diberikan. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga desa. "Ritual Baritan dipimpin oleh sesepuh desa, yang mana beliau memimpin doa dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Setelah itu, warga bersama-sama memanjatkan doa keselamatan dan kesejahteraan bagi desa Sedayu.
Usai doa bersama, warga menikmati makanan yang telah disediakan dalam acara makan bersama. Makanan tradisional seperti nasi gudangan atau urap,dan minuman seperti teh hangat serta aneka jajanan pasar menjadi hidangan utama. Acara makan bersama ini semakin menambah keakraban dan kebersamaan antarwarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H