Pendidikan Kewarganegaraan tidak dapat berjalan sendiri. Tanpa dukungan dari komunitas, teknologi, dan pemerintah, ia akan menjadi usaha yang sia-sia. Platform digital seperti media sosial harus dilibatkan secara agresif. Pemerintah perlu menekan perusahaan teknologi untuk memblokir konten ekstrem dan mempromosikan nilai-nilai kebangsaan.
Orang tua juga harus diberdayakan. Mereka adalah benteng pertama yang dapat mencegah anak-anaknya terjerumus. Namun, berapa banyak orang tua yang benar-benar memahami ancaman ini? Kesadaran masyarakat harus ditingkatkan melalui kampanye masif yang menggugah hati.
Sebuah Panggilan Darurat
Pendidikan Kewarganegaraan adalah benteng terakhir kita. Jika kita gagal memperkuatnya, kita membuka pintu bagi kehancuran bangsa. Ini adalah panggilan darurat untuk semua pihak: guru, orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Kita harus bergerak sekarang, atau selamanya menyesal.
Generasi muda kita adalah masa depan bangsa. Apakah kita akan membiarkan mereka dirusak oleh radikalisasi, atau kita akan berjuang untuk melindungi mereka? Pilihan ada di tangan kita. Tapi satu hal pasti: waktu kita hampir habis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H