Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jika Aku Jadi Menag, Ini Caraku Melawan Konten Negatif di Medsos

23 Juli 2018   14:52 Diperbarui: 23 Juli 2018   15:08 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya, sebenarnya yang bertanggungjawab melawan konten negatif di media sosial bukan hanya Kementrian Agama, tapi juga di semua bidang dalam pemerintahan. Termasuk Kementrian Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan . Semua warga negara, wajib memerangi konten negatif di media sosial.

Bagaimana cara melawan konten negatif?

Tentu saja dengan cara membuat konten positif dan membagikan konten positif tersebut ke semua teman di media sosial.

Yang perlu diingat, semua lembaga dan kementrian harus bekerja sama dengan kompak bahwa konten negatif harus diperangi. Semua lembaga bahu membahu memberikan pengertian kepada masyarakat, terutama remaja dan anak-anak jaman Now, bahwa internet dan sosial media adalah seperti mata pisau yang tajam. Bisa bermanfaat, bisa juga melukai .

Makanya yang ingin menuai manfaat dari internet, harus melakukan secara positif dan jangan sampai melukai orang lain. Karena jari-jari kita yang mengetik kata-kata negatif, akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. 

Nah, kalau saya menjadi Menag, ada beberapa hal yang akan saya lakukan. 

Pertama: 

Saya bekerja sama dengan lembaga pendidikan, sekolah formal atau non formal. Setiap sekolah membentuk Tim Pengamat Media Sosial. Mengapa harus ada Tim khusus ini? Karena sekarang ini sudah urgent untuk memberikan perhatian khusus bagi anak sekolah. Setiap kelas, selain ada ketua kelas, wakil, sekretaris dan Bendahara, juga harus ada Pengamat Medsos. Entah dua orang atau tiga orang. Mereka bertugas menjadi pengamat di media sosial teman-temannya. Menyeleksi status-status dan konten yang di share / di upload di media sosial. Misalnya seminggu sekali ada laporan ke wali kelas tentang kondisi update status teman-temannya. Tentu ada standar pengertian konten positif dan negatif (hoax)yang harus dipahami oleh Tim Pengamat Medsos. Ini bertujuan untuk menjaga dan menyaring adanya konten-konten negatif yang bertebaran di kalangan anak-anak sekolah (termasuk konten pornografi)

Kedua:

Konten negatif, ujaran kebencian, harus dilawan dengan konten positif. Kementrian Agama juga bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan, atau Kementrian Kominfo, atau bidang yang lain, harus sering-sering mengadakan lomba menulis konten (artikel) yang bermanfaat dan menginspirasi. Lomba diadakan untuk kalangan sekolah maupun umum. Menulis bisa di blog atau menulis di Medsos yang dipunyai, seperti Facebook atau Instagram dan lain-lain. Tidak ketinggalan juga sering-sering mengadakan pelatihan menulis artikel, memberikan motivasi kepada anak-anak sekolah pentingnya membuat tulisan/konten yang positif yang bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan. Jadi, anak-anak ini akan terbiasa menulis hal-hal yang positif, bukan hanya menulis status-status yang nggak jelas dam status negatif yang memprovokasi dan menyinggung orang lain. 

Ketiga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun