Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Semangat Berekspresi, Galakkan Mading Online

10 Oktober 2016   15:43 Diperbarui: 10 Oktober 2016   15:55 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media anak berekspresi yang semakin berkurang, membuat gairah menulis anak-anak juga akan semakin menurun. Kita semua tahu, media cetak yang memuat karya anak-anak baik berupa cerita pendek, puisi dan gambar, tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri anak, tapi juga media positif untuk mengembangkan berbagai karakter positif lainnya.Mengapa Mading Online?

Mading atau Majalah Dinding adalah media anak yang sebaiknya memang dikembangkan mulai Sekolah Dasar. Setiap anak bebas berkarya baik berupa puisi cerita dan gambar atau karya bebas lainnya seperti origami. Anak-anak yang bukan peringkat sepuluh besar di kelas misalnya, jika punya bakat menggambar bisa dikembangkan. Karena selama ini menurut pengamatan penulis, anak-anak yang punya bakat khusus, masih kurang diberikan tempat untuk mengembangkan bakatnya.

Untuk lebih menarik perhatian anak-anak, Mading bisa dibuat dengan tema-tema khusus . Misalnya bulan Januari mengambil tema tahun baru, bulan februari tema Imlek, Maret tema Lingkungan, April tema Kartini dan seterusnya.

Bagaimana dengan anak-anak yang mempunyai bakat menulis yang lebih panjang? Misalnya menulis Opini atau cerita pendek? Nah, para guru bisa membuatkan blog Mading (Majalah Dinding ) online. Karena karya anak-anak yang jujur dari hati nurani mereka adalah sumber inspirasi untuk Bapak dan Ibu Guru dalam hal mengajar dan memberikan materi pengajaran yang efektif. Bukankah ini sangat bermanfaat? Kita pun bisa belajar dari anak-anak untuk menjadi lebih baik.  

Anak-anak Bisa Produktif

Kita tahu mayoritas anak mulai SD sudah membawa gawai (gadget) yang canggih. Hampir semua sudah punya social media di kota-kota besar di Indonesia. Otomatis mereka adalah konsumen berbagai informasi, game dan segal bentuk  iklan yang membuai. Hampir tidak ada media yang membuat anak-anak bisa aktif berkarya. Kecuali ada tugas dari sekolah yang mengharuskan mereka browsing mencari informasi yang dibutuhkan untuk pelajaran di sekolah. Lalu bagaimana caranya supaya anak-anak bisa produktif, berkarya yang bermanfaat untuk teman-teman seusianya?  

Penulis yakin banyak anak yang punya bakat menulis. Tapi ironisnya hampir tidak ada ekskul menulis di sekolah-sekolah. Padhal anak-anak yang punya bakat menulis, sudah selayaknya diberikan tempat untuk mengekspresikan dirinya. Kelak mereka akan menjadi penulis-penulis berbakat dengan kelebihannya masing-masing. Bukankah profesi apapun dengan kemampuan menulis yang bagus, akan semakin membuat mereka punya nilai lebih disbanding dengan professional yang tidak bisa menulis.

Setelah anak-anak punya keterampilan menulis, mereka juga bisa diajarkan menulis blog dan sekaligus mengelolanya. Mereka akan belajr bertanggungjawab pada apa yang sudah mereka tulis. Jadi mereka bukan hanya sebagai konsumen, tapi mereka juga bisa menjadi produktif menghasilkan karya.

Anak-anak butuh motivasi untuk terus semangat menulis. Mereka harus bisa melihat bagaimana para penulis yang bisa sukses dengn menulis buku. Bagaimana buku-buku best seller laris manis dan dijadikan film layar lebar. Tapi bukan itu saja, anak-anak juga harus tahu, bahwa bukan hanya karya dalam bentuk buku saja yang laku di pasaran, tapi profesi yang berpondasi menulis juga banyak.

Diantararanya editor, penulis naskah film, penulis biografi dan lainnya. Ada banyak sekali bidang kepenulisan  yang bisa dicoba. Dan satu lagi, hanya dengan menulis blog (sekarang ini) sudah bisa dijadikan sumber penghasilan. Order menulis blog datang dari berbagai perusahaan besar yang ingin program-programnya semakin di kenal masyarakat luas.

Jadi intinya para guru juga memberikan informasi yang seluas-luasnya tentang profesi menulis. Jangan lagi ada anggapan, cita-cita mau jadi penulis? Mau makan apa? Ada yang bilang “Content Is The King”, konten (isi artikel ) adalah segalanya. Maksud dari istilah tersebut secara sederhana adalah kalau kita bisa menguasai suatu bidang dan bisa menuliskannya dengan baik, kita akan punya nilai lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun