Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kisruh Festival Durian Pasuruan, Simbol Etika Yang Dangkal

7 Maret 2015   16:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:01 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memalukan dan sangat sedih. Itu yang saya rasakan ketika menyaksikan kisruh Festival Durian , agenda tahunan Kabupaten Pasuruan yang dilaksanakan pada Sabtu pagi 7 Maret 2015. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana perasaan Bapak Bupati dan jajaran Pemkab saat kejadian rusuh itu berlangsung. Padahal ada juga tamu-tamu kehormatan yang datang di acara tersebut. Sebenarnya event tahunan ini menarik dan patut dijadikan agenda wisata tahunan. Tapi ternyata , persiapan acara masih belum maksimal. Buktinya, terjadi kerusuhan , sampai ada seorang ibu pingsan dan terpisah dari anaknya. Acara makan durian gratis menjadi sedikit terganggu dengan kejadian memprihatinkan ini.

Saya menuliskan ini, bukan untuk menjelekkan Kabupaten saya sendiri, tapi supaya menjadikan Kabupaten yang saya cintai ini , lebih baik lagi kedepannya. Dan buat Kabupaten yang lain, supaya tidak ada kejadian serupa.

Kronologi Kejadian

Awalnya Festival durian yang diadakan di Kawasan Wisata Masjid ChengHo ini , berjalan baik. Penyambutan datangnya Bapak Bupati di ramaikan dengan Drum band dan Barongsai. Kemudian semua tamu dipersilakan duduk di tempat yang disediakan . Riuhnya para undangan yang berbaju bertopi merah – khas China, dan panggung besar yang penuh lampion, menambah semarak suasana. Acara dibuka dengan lancar. Biasa, ada sambutan-sambutan. Lalu tiba sambutan dari Bapak Bupati – Irsyad Yusuf.

Sudah diumumkan di awal acara, bahwa ada seribu lebih durian gratis yang disiapkan untuk pengunjung di belakang stand UKM dari 24 Kecamatan . Tapi, kenyataannya ada beberapa orang yang tidak mendukung jalannya acara. Kemudian tiba saatnya pembukaan Festival Durian . Saya tidak tahu berapa banyak durian yang dipajang di depan panggung. Mungkin sekitar 50 buah.  Seorang pemandu naik panggung dan mempersilakan para undangan khusus naik panggung untuk mencicipi durian secara simbolis. Beberapa orang sudah naik ke panggung. Tapi tiba-tiba tanpa di duga, sekelompok orang langsung menyerbu durian di depan panggung dari arah kanan dan kiri . Pemandu acara spontan berteriak menghentikan perebutan durian tersebut. Teriakan suara Sholawat tidak bisa menghentikan aksi beringas saling berebut durian. Petugas Satpol PP dan kepolisian tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya beberapa detik saja durian ludes tak berbekas. Entah siapa yang menjadi provokator kejadian itu.

Saya melongo menyaksikan adegan miris tersebut. Lalu bagaimana nasib orang-orang terhormat yang berada di atas panggung? Saya tidak bisa membayangkan perasaan Bapak Bupati, pasti malu karena masyarakatnya tidak punya etika.

Penyebab Kisruh

Ada banyak penyebab terjadinya kisruh Festival durian. Banyak teman-teman yang berpendapat karena pada kenyataannya, masih banyak orang-orang yang tidak mampu membeli durian. Buah yang untuk beberapa orang adalah buah yang tergolong mahal .Akhirnya, terjadilah insiden rebutan durian. Mungkin juga ada provokasi orang-orang yang tidak ingin acara Festival Durian ini berjalan lancar. Padahal niat pemerintah baik, untuk meramaikan Kawasan wisata masjid ChengHo , untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Tapi lebih dari itu, kejadian ini adalah cerminan dari masyarakat Pasuruan yang masih rendah tingkat pemahaman tentang promosi wisata. Ini menjadikan Pekerjaan Rumah yang besar bagi pemerintah. Bahwa tidak ada gunanya mimpi besar kalau tidak di dukung masyarakat yang sadar wisata.

Kejadian Sabtu ini, bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi pemerintah Kabupaten Pasuruan dan daerah yang lain. Bahwa sebuah Event tahunan, harus benar-benar dipikirkan konsep acaranya dengan baik dan detail. Sebenarnya menurut pendapat saya, durian tidak harus dipajang di depan panggung. Jadi langsung saja disediakan durian yang sudah di buka di taruh dalam nampan. Tamu khusus di atas panggung dipersilakan mencicipi durian kakap. Kemudian para pengunjung dipersilakan makan durian yang sudah disediakan. Jadi semua orang menikmati durian bersama-sama.

Semoga cerita yang tersaji hari ini, bisa menjadikan pelajaran yang berharga ya.

14257227691819922925
14257227691819922925


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun