Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Review Novel "Menanti Cinta"

14 Maret 2014   03:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel percintaan memang nggak ada matinya!

Salah satunya , novel baru karya Adam Aksara. Seorang penulis yang sudah punya tiga buku sebelumnya dengan judul "The Magician", "Panther and Dea", dan "Karna". Tapi saya hanya akan mereview Novel yang bisa saya bilang "tidak romantis" meskipun punya judul yang bernada cinta , "Menanti Cinta". Terus terang yang pertama dan paling menarik dari novel ini adalah covernya yang bikin penasaran isinya !

Novel ini sebenarnya tidak terlalu tebal , sekitar 230 halaman. Dua hari saya membacanya dan cukup terharu meskipun tidak sampai berurai air mata seperti dalam kisah Claire sebagai tokoh utamanya. Adam Aksara sebagai penulis, cukup lihai memainkan emosi pembaca. Seperti naik rollercoaster saat membacanya. Setelah ada kisah sedih, langsung berganti tertawa. Lalu menangis lagi dan tersenyum lagi. Agak capek juga membaca naik turun emosi tokoh-tokohnya. Terutama tokoh Alex yang sangat membuat pembaca geregetan.

Dalam novel ini, penulis ingin menyampaikan pesan yang indah bahwa cinta itu butuh kejujuran hati. Tidak cukup hanya perbuatan dan sikap-sikap tersembunyi. Namun yang penting lagi adalah butuh komunikasi yang luwes dalam menyampaikan isi hati . Tag line di bawah judul , juga sangat menggelitik pembaca "Cinta tak pernah membebani, Ia meringankan yang memilikinya...". Agak absurd, tapi kita akan bisa memahami sedikit demi sedikit setelah membaca kisah cinta yang sedih antara Claire anak seorang pelacur dan Alex seorang ahli kimia terkenal tapi seorang penyandang disabilitas.

Kisah Claire yang sangat ketakutan dengan keluarganya, yang jauh dari kata bahagia. Berjuang demi kalangsungan kuliahnya . Sedangkan Alex, yang sangat tidak percaya diri dengan kekurangannya . Padahal dia sudah punya kesuksesan diiringi materi yang berlimpah. Kisah dua orang yang sama-sama tidak percaya diri bahwa kebahagiaan adalah hak semua orang. Bahwa cinta perlu diperjungkan untuk saling membahagiakan.

Saya lantas berpikir, adakah kisah yang mengharukan ini dalam dunia nyata? Semoga tidak menjadi sad ending sebagaimana kisah ini. Untung saja jalan cerita yang di buat flashback menjadi ringan dan enak dinikmati , karena penulis menggunakan bahasa yang mengalir.

Sebenarnya secara keseluruhan enak di baca. Tapi ada yang sedikit mengganggu mata. Ada beberapa kata yang ganjil karena proses editing yang kurang maksimal. Dan terus terang baru kali ini saya membuka buku yang kertasnya banyak terlepas. Mungkin proses percetakannya yang kurang bagus (semoga hanya menimpa saya saja, ya) .

Terakhir, novel ini sangat bermanfaat untuk para pencari cinta yang belum mendapatkan titik terang tentang jodohnya. Bahwa cinta pada seseorang tidak hanya butuh materi . Tapi nyali yang kuat dan keberanian, niat yang tulus untuk mendapatkan pujaan hati. Dan semua itu akan ada ujian yang menyertainya. Tinggal kita memilih, mau berhenti sampai di situ saja, atau pantang menyerah dalam mencapai apa yang cinta. Hidup CINTA !

[caption id="attachment_315562" align="alignnone" width="300" caption="COVER "][/caption]

Buat teman-teman yang ingin membeli novel ini, silakan klik www.mozaikindie.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun