Mohon tunggu...
Aulia Bintang
Aulia Bintang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu komunikasi di Universitas bhayangkara jakarta raya

Aspiring writer from universitas bhayangkara jakarta raya(fakultas ilmu komunikasi/dosen pengantar saeful mujab) love history and games

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah dan Punahnya Wayang Kulit: Budaya Indonesia yang Mulai Terlupakan

25 Desember 2022   06:03 Diperbarui: 25 Desember 2022   06:15 2827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Namun, dalam beberapa tahun terakhir, bentuk seni kuno ini telah berada di ambang kepunahan, menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kelangsungan hidupnya.

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan wayang kulit adalah perubahan lanskap budaya Indonesia. Di era modern, bentuk-bentuk seni tradisional seperti wayang kulit telah berjuang untuk bersaing dengan proliferasi media massa dan teknologi, yang telah menyediakan bentuk-bentuk hiburan baru dan lebih mudah diakses oleh orang-orang dari segala usia. Akibatnya, generasi muda semakin berpaling dari bentuk seni tradisional seperti wayang kulit, dan memilih untuk menonton film, acara TV, dan bermain video game.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan wayang kulit adalah kurangnya dukungan dan pendanaan dari pemerintah dan organisasi lainnya. Di masa lalu, wayang kulit merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat, dan didukung serta dipromosikan oleh pemerintah daerah dan organisasi budaya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, organisasi-organisasi ini telah memfokuskan sumber daya mereka pada bentuk seni yang lebih populer dan komersial, meninggalkan wayang kulit untuk berjuang sendiri.

Selain itu, terbatasnya jumlah praktisi wayang kulit juga berkontribusi terhadap penurunannya. Bentuk seni ini membutuhkan keterampilan dan pelatihan tingkat tinggi, dan jumlah orang yang mampu menguasai kerajinan ini telah menyusut selama bertahun-tahun. Hal ini membuat wayang kulit sulit untuk mempertahankan keberadaannya yang kuat dalam lanskap budaya, karena tidak ada cukup praktisi untuk menjaga tradisi tetap hidup.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, masih ada beberapa upaya yang dilakukan untuk melestarikan dan mempromosikan wayang kulit. Dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya untuk memperkenalkan bentuk seni kepada generasi muda melalui program pendidikan dan lokakarya. Ada juga organisasi dan yayasan budaya yang berdedikasi untuk mendukung dan mempromosikan wayang kulit dan bentuk seni tradisional lainnya.

Namun, upaya-upaya ini saja tidak cukup untuk memastikan kelangsungan hidup wayang kulit. Sangat penting bahwa upaya yang lebih komprehensif dilakukan untuk mendukung dan mempromosikan bentuk seni kuno ini, termasuk dukungan dan pendanaan pemerintah yang lebih besar, serta upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan dan mempromosikan praktik budaya tradisional.

Wayang kulit merupakan bagian integral dari budaya Indonesia, dan sangat penting untuk dilestarikan untuk generasi mendatang. Tanpa upaya bersama untuk mendukung dan mempromosikan bentuk seni ini, maka bentuk seni ini berisiko menghilang selamanya, membawa serta tradisi budaya yang kaya yang telah menjadi bagian dari kehidupan Indonesia selama berabad-abad.

 Kesimpulannya, kisah wayang kulit adalah kisah yang kaya dan menarik, penuh dengan makna budaya dan signifikansi sejarah. Ini adalah tradisi yang telah bertahan selama berabad-abad dan terus berkembang hingga saat ini, memberikan hiburan dan pencerahan kepada orang-orang di seluruh dunia maka dari itu anak anak zaman sekarang pun diharapkan untuk melestarikan budaya wayang kulit agar tidak terlupakan oleh waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun