Mohon tunggu...
aulia dyah jaatsiyah
aulia dyah jaatsiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Penggunaan Kantong kain sebagai Pengganti Kantong plastik Lebih Ramah Lingkungan?

23 Juni 2022   09:30 Diperbarui: 23 Juni 2022   11:43 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kini penggunaan kantong plastik mulai berusaha untuk dikurangi. Hal tersebut dapat dilihat dari kebijakan kantong plastik berbayar hingga pelarangan penggunaan kantong plastik. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi masyarakat terhadap penggunaan kantong plastik. 

Sampah plastik yang menumpuk serta bocor ke lautan, akan membahayakan kehidupan laut. Sehingga perlu adanya pengurangan konsumsi plastik. Kebijakan ini mengakibatkan diperlukannya alternatif lain untuk mengganti kantong plastik. Tote bag atau kantong kain merupakan salah satu  alternatif yang sering digunakan.  

Ketahanan yang terjamin, harga kantong kain yang terjangkau, dan  memiliki nilai promosi bagi merek, sekaligus dinilai berpotensi untuk memperbaiki lingkungan, merupakan beberapa alasan mengapa kantong kain sering dijadikan sebagai alternatif pengganti kantong plastik. 

Ada berbagai jenis kantong kain yang terbuat dari jenis material berbeda. Apa pun materialnya, dalam proses produksi kantong kain memiliki jejak karbon yang lebih besar pada lingkungan dari pada produksi kantong plastik. 

Hal tersebut terjadi karena kantong kain memakai lebih banyak sumber daya dalam pembuatan dan juga distribusinya. Kantong kain dari kanvas dan katun terbuat dari kapas, yang otomatis lebih banyak menggunakan energi dan air dalam proses pembuatannya.

Dalam penelitian yang dilakukan pada 2018, kementerian lingkungan dan makanan Denmark, menemukan bahwa tas belanja plastik memiliki dampak lingkungan paling sedikit. 

Penilaian ini tidak memperhitungkan sampah plastik yang menggunung karena tidak terurai pada rentang waktu ribuan tahun. Tetapi ketika mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti dampak manufaktur terhadap perubahan iklim, penipisan ozon, penggunaan air, polusi udara, dan toksisitas manusia, tas belanja plastik klasik itu sebenarnya adalah yang paling ramah dari pilihan kantong yang ada.  

Jejak karbon tas katun adalah 598,6 pon CO2, sedangkan kantong plastik standar berbahan polietilen densitas tinggi adalah 3,48 pon CO2.

Penggunaan kantong kain juga memiliki dampak yang besar pada lingkungan jika dilihat dari jejak karbon yang ditimbulkan. Peraturan dilarangnya penggunaan kantong plastik mungkin akan mengurangi penambahan sampah plastik, namun penggunaan kantong kain yang meningkat juga akan menimbulkan dampak lingkungan yang baru. 

Pada akhirnya kantong kain ini juga akan menjadi sampah. Meskipun degradasi dari kantong kain tidak membutuhkan waktu selama yang dibutuhkan kantong plastik. Tempat pengolahan limbah kantong kain juga masih jarang ditemukan. 

Semua material tentu akan memiliki jejak karbon dan risiko terhadap lingkungan. Meski dapat mengurangi sampah kantong plastik, penggunaan kantong kain akan menimbulkan masalah lingkungan yang lain. 

Yang kita butuhkan adalah perubahan kebiasan konsumsi dan sistem pengolahan sampah yang lebih baik, bukan perubahan material dalam produk. Solusi dari permasalahan tersebut akan kembali di titik awal yakni perlunya pola konsumsi kantong di titik yang optimal. 

Tidak semua barang membutuhkan kantong. Selain itu kita juga memerlukan sistem pengolahan sampah yang maksimal. Ternyata, alih-alih beralih ke alternatif yang tampaknya ramah lingkungan yang hanya mengalihkan masalah ke tempat lain, lebih baik tetap menggunakan kembali tas yang sudah dimiliki sebanyak mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun