Mohon tunggu...
Aulia SalwaSalsabila
Aulia SalwaSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa S1 Farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kita Memang Ditakdirkan seperti "Teluk Alaska", Bertemu tapi Tak Bisa Bersatu

22 November 2021   08:45 Diperbarui: 22 November 2021   08:54 2710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan Ana berubah ketika seseorang mengajaknya untuk berteman. Bulan yang merupakan anak dari kepala sekolah memaksa Ana untuk berteman dengan nya. Ana yang dulu selalu diam ketika di bully, perlahan mulai memberanikan diri untuk melawan dan itu membuat geng Alister merasa keheranan dengan sikap Ana yang berubah. Untungnya, Bulan selalu menemani dan membela Ana ketika Alister dan geng nya berusaha untuk membully Ana.

Namun siapa sangka, Ana yang selalu ceria dan sabar ketika di bully oleh geng nya Alister ternyata bisa rapuh juga. Ana tak sekuat apa yang dilihat orang lain. Selama ini, Ana selalu mengunjungi makam ayahnya untuk menceritakan semua yang dihadapi nya. Hingga suatu hari Alister melihat Ana menangis di depan makam ayah nya dan saat itu juga ia merasa bersalah karena sudah menyakiti orang sebaik Ana.

Alister pun akhirnya mengetahui bahwa selama ini, Ana adalah sahabat masa kecil nya, Hanas. Hanas adalah nama panggilan Ana saat masih kecil yang diberikan oleh ayahnya. Hanas adalah gabungan nama dari ayah dan dirinya. Sejak mengetahui kalau Ana adalah sahabat sekaligus cewek yang dia suka, Alister sudah tidak mengganggu Ana lagi. Ana tentu senang ketika Alister mengetahui bahwa dia adalah sahabat sekaligus cinta pertamanya, tetapi Ana tahu bahwa mereka tidak akan bisa bersama.

Ana mempunyai penyakit dimana tingkat kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Selama ini, hanya mamah dan sepupu nya Iqbal saja yang tahu. Suatu hari, Alister mengetahui penyakit yang dialami Ana, ternyata alasan Ana yang selalu menolak dirinya adalah karena penyakit nya. Ternyata ini kisah Teluk Alaska yang dimaksud Ana dalam buku diary nya. Mereka berdua saling mencintai namun takdir berkata lain.

Novel Teluk Alaska ini memberikan kesan yang menarik untuk pembaca nya. Penulisannya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti sehingga membuat para pembaca terbawa suasana di dalam cerita. Sampul dari novel ini menggunakan perpaduan warna yang cerah sehingga mencerminkan arti dari Teluk Alaska. Novel ini juga mencakup banyak kisah seperti pertemanan, kekeluargaan, dan percintaan yang telah tersusun dengan rapih.

Hanya terdapat sedikit kekurangan dalam novel ini, salah satunya, ada beberapa kata yang salah ketik di dalam ceritanya. Novel ini memiliki konflik cerita yang ringan, jadi sangat cocok untuk saya. Tetapi bagi orang yang menyukai konflik berat, menurut saya kurang dapat alur permasalahan nya.

Novel ini meninggalkan pesan-pesan yang sangat dalam untuk pembacanya. Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan, adakalanya kita yang harus mengalah. "Jangan membalas api dengan api, kamu harus membalasnya dengan air, agar api itu kalah". Mengajarkan kita bahwa dalam setiap pertemuan, pasti ada yang namanya perpisahan. Ditemukan Kembali atau tidaknya itu rencana Tuhan. "Gue yakin Tuhan kasih tujuan buat mempertemukan kita".

Meskipun buku ini memiliki konflik permasalahan yang ringan, buku ini sangat di rekomendasikan untuk kalangan remaja. Terutama anak SMA karena bertema romance dan alur dari cerita ini menceritakan tentang kisah cinta dua anak SMA. Kita juga dapat mengambil banyak pelajaran dari cerita ini. Alur cerita dari buku ini sudah mencakup semuanya dan telah disusun rapih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun