Selain itu pilihan investasi tergantung dari preferensi resiko masing-masing investor yakni seberapa besar ketersediaan investor untuk mengambil resiko dari investasi yang dipilih.Â
Investor yang rasional tentunya akan mengharap mendapatkan return yang sebesar-besarnya dengan risiko yang kecil yang lebih kecil. Terkait dengan pengambilan resiko, ada tipe investor yang menyukai risiko (risk seeker), menghindari risiko (risk averter), atau mengabaikan risiko (risk indifference).Â
Ketika investor dihadapkan pada situasi dimana investor harus menentukan satu diantara beberapa jenis investasi yang harus dipilih, terkadang unsur subyektivitas, emosi, dan faktor psikologis lainnya dapat mempengaruhi keputusan memilihnya. Sehingga dengan kata lain apapun jenis investasinya tergantung pada masing-masing investornya baik rasionalitas maupun psikologisnya. Sehingga tidak heran apabila sektor pertanian menjadi wahana untuk investasi melihat dari beragam risiko yang disimpan serta potensi usaha yang menjanjikan.Â
Investor yang memiliki keberanian mengambil resiko dalam kewirausahaannya akan memungkinkan penciptaan nilai tambah secara ekonomi. Apabila investornya memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, kapasitas manajemen yang memadai, serta pemahaman bisnis yang luas maka mereka akan bersedia untuk menanamkan modalnya di sektor pertanian yang memiliki resiko yang tinggi ini.Â
Oleh sebab itu untuk mengakomodasi kondisi tersebut, petani dan investor perlu pembelajaran serta instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka sehingga peluang bisnis dapat tertangkap dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H