Di dalam pendidikan selain kemampuan kognitif dan keterampilan, diharapkan siswa juga mendapatkan pendidikan karakter yang baik. Sesuai dengan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan), guru harus menjadi teladan dalam menumbuhkan budi pekerti dan tingkah laku kepada siswanya. Sehingga, sebelum guru menyuruh anak untuk bersopan santun, berkhlak yang baik tentu seharusnya guru sudah menanamkan perilaku tersebut di dalam dirinya serta selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak tanpa harus dipaksa mereka dengan melihat sikap gurunya tersebut akan mengikuti dan sedikit demi sedikit mulai tertanam karakter tersebut.
Guru juga dapat berkolaborasi dengan siswa untuk melibatkan mereka dalam membuat keputusan terkait kegiatan belajar, seperti yang tertanam dalam semboyan Ing madya mangun karso (di tengah membangun kehendak) yaitu guru mampu membangkitkan semangat, dan kolaborasi dengan siswa melalui dialog. Selanjutnya, pendidik dengan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan) harus bisa memberikan dukungan dan motivasi kepada siswa agar dapat semangat dalam meningkatkan kemampuannya. Guru juga sebaiknya dapat  memberikan umpan balik atas setiap usaha atau pencapaian yang telah dilakukan agar mereka tahu kelemahan dan kelebihannya, serta selalu mengapresiasi atas usaha dan capaian mereka.
Selain itu, pendidikan juga harus bisa mengakomodir keberagaman siswanya. Kita ketahui bersama bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda. Keberagaman tersebut berasal dari keberagaman masyarakat Indonesia yang universal, mencakup keragaman suku, agama, ras, bahasa, dan budaya. Untuk itu, penting juga bagi guru menjunjung tinggi rasa Kebhinekaan Tunggal Ika sebagai dasar memberikan materi ataupun nilai-nilai sesuai dengan latar belakang siswa yang berbeda-beda. Selain itu, penting juga untuk menumbuhkan sikap toleransi dan nilai-nilai Pancasila agar siswa nantinya memiliki sikap taat, simpati dan empati, bergotong royong, dan adil.
Dengan suasana pendidikan yang memerdekakan siswa, guru memerhatikan kebutuhan belajar siswa. Dengan menerapkan Among guru menuntun siswa agar dapat mengetahui potensi dan keampuan yang ada di dalam dirinya. Pendidik juga harus bisa menjadi teladan, motivator, dan pembimbing untuk membantu siswa. Dengan begitu, diharapkan tingkat terjadinya kekerasan yang dialami ataupun dilakukan siswa di sekolah dapat diminimalisir karena siswa merasa diperhatikan dengan mengakomodir keunikan dan keberagaman yang dimiliki setiap siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H