Mohon tunggu...
Aulia Sabirin
Aulia Sabirin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Aulia Sabirin 18

Seorang pelajar di Universitas Negeri Makassar jurusan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Studi Kasus: Etika Bisnis Vs Profit, Di Manakah Posisiku?

12 Oktober 2021   16:32 Diperbarui: 12 Oktober 2021   19:36 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika ternyata, setelah dianalisis perusahaan terbukti telah menerapkan kegiatan operasional pertambangan dengan good mining dan green mining. Maka untuk menghadapi protes masyarakat perusahaan dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan menyertakan hasil analisis dan bukti-bukti yang telah dikumpulkan.

Protes masyarakat terhadap aktivitas operasional perusahaan pertambangan walaupun perusahaan telah menerapkan good mining bisa saja terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai aktivitas pertambangan, masih cukup banyak orang awam mengenai dunia pertambangan, padahal Indonesia sendiri merupakan surga tambang dunia. Hal ini tidak mengherankan, karena tidak semua penduduk di Indonesia berkecimpung di dunia pertambangan.

Namun, jika diperhatikan lagi, dalam kasus ini perusahaan juga telah berurusan dengan masalah hukum sejak 30 tahun yang lalu. Ada kemungkinan hal yang membuat perusahaan terjerat masalah hukum karena kewajiban perusahaan terkait kegiatan operasional memang belum terealisasi dengan baik, sehingga  mengganggu lingkungan dan hak-hak masyarakat adat.

Jika memang aktivitas operasional perusahaan mengganggu lingkungan dan hak-hak masyarakat adat, Maka untuk menghadapi protes dari masyarakat, perusahaan harus melakukan strategi akomodatif. Karena perusahaan tidak boleh mengabaikan tanggung jawab (CSR) dan etika perusahaan. Kegiatan operasional perusahaan harus dapat dilakukan dengan good mining practice dan green mining practice.

Untuk dapat mencapai tujuan operasional perusahaan, saya harus melakukan koordinasi, khususnya dengan bagian operasional perusahaan dan melakukan kegiatan pengarahan, pengawasan serta pengendalian agar tujuan ini dapat tercapai dengan seefisien mungkin.

Di samping itu, selain konflik eksternal, perusahaan juga mengalami konflik internal, dimana posisi di struktur organisasi diisi oleh keluarga dan kerabat yang tidak berkompeten. Sebenarnya masalah ini cukup sulit karena ada keterlibatan emosional yang bermain didalamnya. Namun, sebagai pimpinan perusahaan saya tidak boleh egois, karena keluarga bagi seorang pimpinan perusahaan bukanlah hanya orang-orang yang memiliki hubungan darah. Karyawan, Investor dan Masyarakat juga merupakan keluarga dari seorang pimpinan perusahaan karena mereka juga memiliki hubungan dengan perusahaan.

Mencapai profit 300%, memperluas daerah eksplorasi dan mengakuisisi beberapa perusahaan-perusahaan kecil merupakan target yang diberikan Dewan Komisaris yang harus saya capai. Tapi bagaimana saya dapat mencapai target-target besar itu dengan lebih efisien jika posisi di struktur organisasi tidak diisi oleh orang-orang yang tepat dan berkompeten? Tanpa disadari hal ini perlahan-lahan tapi pasti akan menghancurkan perusahaan. Untuk itu, posisi di struktur organisasi harus diisi oleh orang-orang yang tepat dan berkompeten!

Namun, apakah memberhentikan karyawan adalah satu-satunya pilihan untuk masalah ini? Kenyataannya, itu bukanlah satu-satunya pilihan untuk menyelesaikan masalah ini. Saya percaya bahwa seseorang yang memiliki growth mindset dapat berkembang dengan cepat dan menjadi apapun yang ia inginkan, yang perlu saya lakukan adalah memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia-nya dan sebisa mungkin menumbuhkan growth mindset mereka.

Agar hal itu dapat menjadi realistis, maka saya harus melakukan koordinasi, terutama dengan  bagian Sumber Daya Manusia (HR/HC). Bukan hanya itu, saya juga harus menerapkan fungsi-fungsi manajemen seperti melakukan kegiatan pengarahan, pengawasan dan pengendalian untuk memastikan tujuan ini benar-benar dapat tercapai dengan efisien.

Hal yang perlu diperhatikan disini ialah bahwa saya tidak bermaksud mengatakan bahwa karyawan tidak boleh diberhentikan ataupun tidak boleh merekrut karyawan baru yang lebih berkompeten. Yang saya maksud disini ialah memberhentikan karyawan bukanlah satu-satunya jalan untuk mengisi struktur organisasi dengan orang-orang yang tepat  dan berkompeten. Bila memang setelah dikoordinasikan dengan berbagai pihak di perusahaan termasuk dengan bagian SDM dan hasil keputusan terbaiknya adalah dengan memberhentikan karyawan tersebut dan merekrut karyawan baru yang lebih berkompeten, maka hal itu dapat dilakukan. Namun ingat, pemimpin harus memiliki pemikiran yang visioner atau pemikiran yang jauh ke depan. Oleh sebab itu, dalam membuat keputusan seorang Pemimpin harus sangat berhati-hati dan mempertimbangkan berbagai alternatif kemungkinan dan solusi.

Meningkatnya profesionalitas para pekerja, membaiknya hubungan perusahaan dengan lingkungan eksternal dan menerapkan fungsi-fungsi manajemen (POAC) dengan memperhatikan tanggung jawab (CSR) dan juga etika perusahaan dalam mencapai target. Hal-hal tersebut dapat membantu perusahaan saya untuk mencapai target yaitu profit 300% .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun