Mohon tunggu...
Aulia H
Aulia H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Keperluan Tugas

Kindness

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fans K-Pop di Indonesia Masih Dianggap Berlebihan

5 Maret 2021   00:04 Diperbarui: 5 Maret 2021   01:02 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
khlorofil.unud.ac.id

Pengaruh global di dalam sebuah penyebaran budaya kini semakin terlihat, dengan adanya berbagai faktor-faktor pendukung seperti adanya keberadaan media sosial. 

Pada saat ini tidak lagi dibutuhkan suatu migrasi dari satu tempat ke tempat lain untuk membawa sebuah kebudayaan itu berpindah, karena dengan hanya menggunakan sebuah internet sebuah kebudayaan dari negara lain dapat diserap oleh banyak pengguna. 

Ya, media sosial saat ini merupakan sebuah saluran yang paling berpengaruh di dalam sebuah distribusi kebudayaan global yang mana dapat mempengaruhi gaya hidup secara langsung.

Korea Selatan berhasil menyebarkan produk budaya populernya pada beberapa tahun terakhir ini ke dunia Internasional, dimana budaya korea berkembang begitu pesat hingga meluas dan dapat diterima oleh masyarakat luas di era sekarang ini sehingga menghasilkan suatu fenomena yang sering kita sebut demam Korean Wave. Berbagai produk budaya Korea seperti lagu, fashion, film dan gaya hidup serta produk industry Korea yang kini mulai mewarnai kehidupan masyarakat diberbagai belahan dunia.

Seperti Indonesia, Indonesia sendiri termasuk sebuah negara yang sedang terkena demam Korean Wave. Terlihat jelas di dalam internet, majalah dan layar televisi di Indonesia saat ini saling berlomba menginformasikan serta menayangkan seputar berita mengenai Korea. Khususnya K-POP yaitu Korean Pop mengenai musik pop Korea yang semakin menjamur dan merajalela di Indonesia. 

Kehadiran K-POP itu sendiri tentunya menciptakan sebuah fans club K-POP di Indonesia, dimana fans K-POP di Indonesia sering dianggap berlebihan, anarkis bahkan munculnya sebuah bullying dan fanwar.

 Pada media sosial seperti Twitter, Instagram, Youtube yang sering kita jumpai bagaimana fans Korea Indonesia menunjukkan bagaimana ngefansnya mereka terhadap Idolanya dengan berbalas komentar di salah satu media sosial, saling menghujat hingga perang opini antar fans inilah yang kenapa fans K-POP sering dianggap buruk oleh kebanyakan masyarakat.

Fans K-POP di Indonesia dapat kita lihat juga pada saat Indonesia membuka peluang bagi para boyband Korea untuk konser di Indonesia. Salah satunya pada konser Super Junior Super Show 4 yang menjadi perhatian menarik karena antusias fans Super Junior yang begitu banyak hadir pada saat itu, hingga konser yang mulanya hanya diselenggarakan sehari diperpanjang menjadi tiga hari. 

Pada saat itu terlihat para fans K-POP rela antri dari pagi dan bahkan begadang semalaman hanya demi untuk mendapatkan sebuah tiket konser. Disini tipikal fans K-POP yang teguh serta mau melakukan apa saja demi dapat bertemu oppa yang mereka Idolakan tergambar jelas pada saat itu. 

Tetapi tetap saja karena antusias fans K-POP yang begitu tinggi dianggap fans K-POP cenderung hanya ingin menang sendiri, menyela antiran bahkan dorong-dorongan, sehingga terciptanya citra buruk pada fans K-POP pada saat itu.

Sebenarnya perilaku asli dari fans K-POP tidak seanarkis yang diliput di media, pada kenyataannya fans K-POP dapat diatur sedemikian rupa dengan rapih dan tertib. 

Namun karena momok dari fans K-POP sudah anarkis bagi para anggapan masyarakat dan media yang meliputnya, maka fans K-POP di sosial media dicap begitu buruk. Kemudian sebenarnya perilaku-perilaku yang terjadi yang ditunjukkan oleh fans K-POP hanya semata-mata karena mereka sangat mengidolakan Idolanya, menyukai bahkan mereka sanggup menyayangi Idolanya tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun