Mohon tunggu...
Aulia TsaqifaNafiroh
Aulia TsaqifaNafiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030088 UIN Sunan Kalijaga

Seorang Mahasiswa yang memperbanyak pengalaman dan juga relasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghapus Eksploitasi: Membangun Masa Depan Cerah di Hari Dunia Menentang Pekerja Anak!

12 Juni 2024   14:12 Diperbarui: 12 Juni 2024   14:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, atau World Day Against Child Labour, adalah peringatan tahunan yang jatuh pada tanggal 12 Juni. Hari ini diinisiasi oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada tahun 2002 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang isu pekerja anak dan menggalang dukungan untuk upaya penghapusan praktik ini. 

Peringatan ini menyoroti kondisi jutaan anak yang terpaksa bekerja dan mengeksplorasi cara-cara untuk memerangi masalah pekerja anak, termasuk melalui kebijakan, pendidikan, dan tindakan komunitas.

Hari ini penting karena membawa perhatian global pada realitas pahit yang dihadapi jutaan anak di seluruh dunia. Pekerja anak mengorbankan masa depan anak-anak ini, menghalangi mereka untuk mendapatkan pendidikan dan mengejar kehidupan yang lebih baik. 

Dengan memperingati hari ini, masyarakat internasional ditegaskan kembali komitmennya untuk bekerja sama dalam menciptakan dunia di mana tidak ada anak yang dipaksa bekerja, tetapi sebaliknya, diberdayakan untuk mencapai potensi penuh mereka melalui pendidikan dan perlindungan yang memadai.

Mengapa Pekerja Anak Masih Ada?
Pekerja anak terjadi ketika anak-anak dipaksa atau diharuskan bekerja dalam kondisi yang merugikan perkembangan fisik, mental, sosial, atau moral mereka. Kemiskinan adalah salah satu penyebab utama pekerja anak. 

Keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan sering kali terpaksa mengirim anak-anak mereka untuk bekerja guna membantu memenuhi kebutuhan dasar. Selain itu, kurangnya akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan kesempatan ekonomi juga mendorong anak-anak ke dalam dunia kerja.

Konflik dan krisis kemanusiaan lainnya juga memperburuk situasi ini. Di daerah yang dilanda perang atau bencana alam, infrastruktur dan layanan publik, termasuk sekolah, seringkali hancur atau tidak berfungsi. Dalam keadaan seperti ini, anak-anak sering kali menjadi bagian dari angkatan kerja untuk membantu keluarga mereka bertahan hidup.

Dampak Pekerja Anak
Pekerja anak memiliki dampak yang sangat merusak pada kehidupan anak-anak. Anak-anak yang bekerja sering kali terjebak dalam siklus kemiskinan, karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tanpa pendidikan, mereka tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan, sehingga mereka tetap berada dalam pekerjaan yang buruk dan berpenghasilan rendah.

Selain itu, pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak sering kali berbahaya dan merusak kesehatan mereka. Mereka mungkin bekerja dalam kondisi yang tidak aman, menggunakan alat atau bahan kimia berbahaya, dan bekerja berjam-jam tanpa istirahat yang memadai. Ini dapat menyebabkan cedera fisik, penyakit kronis, dan bahkan kematian.

Upaya Global Menghapus Pekerja Anak
Meskipun tantangan yang dihadapi dalam menghapus pekerja anak sangat besar, ada banyak upaya global yang dilakukan untuk memerangi masalah ini. Salah satu langkah penting adalah adopsi Konvensi ILO No. 138 tentang Usia Minimum untuk Bekerja dan Konvensi No. 182 tentang Bentuk Pekerja Anak yang Terburuk. Konvensi-konvensi ini menetapkan standar internasional untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun