Mohon tunggu...
Lia Herliana
Lia Herliana Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Just another ordinary mommy who's trying to be extraordinary :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Di Bulan Ramadhan, Kutapaki Impianku

6 Agustus 2011   22:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tersenyum bahagia. Satu lagi buah karyaku diterbitkan. Kali ini, sebuah buku bersama teman-teman, yang berisi kisah-kisah inspiratiftentang bulan Ramadhan. Buku dengan warna sampul kuning cerah, secerah hatiku. Seketika, aku teringat pada bagaimana semua ini bermula. Sebuah kenangan tentang bulan Ramadhan penuh berkah, saataku mulai setapak demi setapak membernakan diri menggapai impianku.

Ya, Ramadhan 2010, Ramadhan Mubarak…

Ramadhan tahun lalu, Allah mengizinkan aku berkenalan dengan teman-teman baru lewat facebook. Orang-orang hebat, ibu rumah tangga yang juga penulis. Perempuan-perempuan yang tahu bagaimana memaknai dan menggapai cita-cita mereka, tanpa harus mengesampingkan kodrat mereka sebagai istri dan ibu. Aku belajar banyak hal dari mereka. Subhanallah!

Ah, aku jadi teringat akan impianku sendiri. Ya, sebagai manusia biasa, aku pun memiliki cita-cita, yang saking aku tak tahu bagaimana mewujudkannya, lebih suka kusebut impian. Suatu keinginan yang kupendam sejak kecil, dan akhirnya tertinggal dan mengerak kering bersama aku yang tumbuh dewasa.

Apa sih impianku itu?

Ehmm… Aku ingin menjadi penulis! Aku ingin membagi perasaan, pemikiran, dan pengalamanku pada orang lain. Aku ingin berbagi imaji dan semangat yang menginspirasi. Aku ingin bisa membuat orang lain memahami aku, tanpa aku harus berkata-kata. Lebih jauh, aku ingin mengukir namaku dalam sejarah peradaban. Ingin namaku kelak dikenang dan diperbincangkan oleh keturunanku dengan bangga.

Tapi, bagaimana caranya? Sebelum aku sempat memulai menulis sesuatu, aku keburu berubah status menjadi seorang ibu rumah tangga dengan 3 anak. Ah, rasa-rasanya, aku hanya sanggup menjadi penikmat sebuah karya tulis saja. Aku benar-benar tak tahu bagaimana harus memulai, dan tak tahu harus bertanya pada siapa.

Hampir saja kuletakkan kembali impian itu dalam kotak kenangan dan menguburnya dalam-dalam, ketika jalan itu tiba-tiba terbentang di depanku. Meski pada mulanya hanya seumpama jalan setapak yang kecil dan berumput ilalang, namun hal ini benar-benar sebuah berkah bagiku!

Ya, persahabatanku dengan ibu-ibu luar biasa itulah yang membuat segalanya menjadi berbeda! Mengetahui minatku dalam bidang menulis, teman-teman baruku itu langsung membagi ilmu dan semangat. Mereka terus meyakinkanku bahwa aku pasti bisa seperti mereka.

Menulislah, karena menulis itu melegakan dan membahagian! Berbagilah, menginspirasilah! Begitu selalu mereka menyemangatiku. Maka, Ramadhan tahun lalu menjadi begitu tak terlupakan bagiku. Ramadhan tahun itu, aku meletakkan tonggak sejarah baru dalam kehidupanku. Menjadi aku yang baru, yang siap berbuat untuk tak hanya menjadi sekedar ibu rumah tangga, tapi juga menjadi seseorang yang lebih berarti.

Kebetulan, Ramadhan tahun lalu itu anak bungsuku baru berusia setahun. Jadi, aku tak bisa turut serta memeriahkan musholla dengan pergi shalat berjama’ah.Sedih juga. Saat suami dan 2 anakku yang lain, berbondong-bondong ke musholla, aku hanya bisa di rumah, ‘terkurung’ di kamar tidur, meninabobokan si kecil. Saat itulah, aku mulai ‘nekat’ mengetik via keypad ponselku, dengan posisi berbaring menunggui si bungsu terlelap. Akhirnya, jadilah sebuah catatan kecil, berupa ungkapkan rasa cintaku pada anakku.

Tak kuduga, teman-teman facebook merespon positif. Mereka lalu terus menyemangatiku untuk terus menulis. Aku pasti bisa, begitu kata mereka.

Maka, aku terus menulis. Ramadhan itu, satu per satu tulisanku mengabadikan curahan hati dan pemikiranku. Meski hanya terbatas pada akun facebook, tapi aku bahagia bukan kepalang! Rasanya, ada sesuatu yang berbeda padaku. Aku merasa lebih berbahagia, lebih powerful dan meaningful.

Ah, benar-benar Ramadhan yang indah! Tak hanya Allah mengantarkanku pada jalinan silaturahmi dan persahabatan yang luar biasa. Allah juga mengizinkan aku setapak demi setapak menggapai impian terpendamku itu.

Kemudian, aku mulai mengikutsertakan karyaku dalam audisi-audisi menulis. Dan, Alhamdulillah, satu demi satu buah tulisanku mengantarkan namaku tercetak dalam beberapa buku bersama teman-teman. Masya Allah, tak terkira senangnya aku!

Dan Ramadhan tahun ini, aku kembali mengaturkan rasa syukurku atas nikmat dan berkah ini. Tak terasa, genap setahun sudah sejak aku memberanikan diri mendobrakkebosanan sebagai ibu rumah tangga dengan menulis. Setahun sudah, aku terus belajar untuk terus berbagi lewat goresan penaku. Alhamdulillah, buah karyaku semakin banyak terabadikan dalam buku-buku inspiratif bersama teman-teman.

Ramadhan tahun ini, aku masih dan ingin terus bersemangat mengejar impianku. Impian seorang ibu rumah tangga biasa, yang mencoba untuk menjadi luar biasa. [Telkomsel Ramadhanku]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun