Mohon tunggu...
Auldry Olivia
Auldry Olivia Mohon Tunggu... Lainnya - Bersyukur dan Bersyukur

Nothing Is Imposible

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesulitan dan Persepsi Siswa tentang Matematika

12 September 2020   19:10 Diperbarui: 12 September 2020   19:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Matematika adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang dianggap sulit oleh para siswa-siswi, dikarenakan pelajaran ini membutuhkan ketelitian dan pengertian atau pemahaman rumus serta konsep yang cukup untuk dapat mengerjakan setiap soal-soal yang ada. Kesulitan dalam belajar pelajaran matematika disebut juga dyscalculia. 

Namun di sisi lain, mata pelajaran Matematika ini sangat penting dan wajib dipelajari oleh siswa-siswi, dikarenakan menjadi salah satu prediktor bagi seseorang untuk dapat diterima pada sekolah formal. Karena memiliki persepsi yang tidak medukung ataupun kurangnya pengertian atau hal-hal dasar tentang matematika sehingga membuat timbulnya ketakutan dan kesulitan pada siswa-siswi akan mata pelajaran matematika, sehingga membuat banyak siswa-siswi yang tidak menyukai mata pelajaran ini. 

Untuk merubah persepsi siswa tentang pelajaran matematika ini dibutuhkan kreatifitas dari para pengajar, bukan hanya pengajar namun juga lingkungan sekitar. Contohnya orang tua juga harus mengambil peran penting dalam mengenalkan hal-hal dasar seperti, memperkenalkan angka dan mengajarkan pola operasi matematika yang paling dasar seperti operasi penjumlahan dan pengurangan. Apabila dasar ini sudah dipahami anak, maka akan sangat membantu anak itu saat memasuki sekolah formal.

Dari hasil pertanyaan tentang mata pelajaran matematika yang diberikan guru, saya terima dengan jelas. Ternyata hampir seluruhnya memberikan skor 1 sebanyak 40 orang, artinya hal siswa tidak menerima dengan jelas ketika mengikuti PBM yang diberikan guru matematika atau dengan kata lain siswa dalam menerima materi matematika sangat rendah , hal ini ditunjukkan oleh skor yang terbanyak terpilih memberikan skor 1. 

Dengan demikian hal ini merupakan sebuah masukan yang sangat berharga bagi guru untuk melakukan perbaikanperbaian PBM baik dari segi strategi, pendekatan, dan metode sehingga diharapkan hal ini tidak terjadi terus menerus yang akhirnya kualitas hasil pembelajaran matematika akan membaik. Selanjutnya masih dalam indicator menerima dan menyerap matematika untuk pertanyaan mata pelajaran matematika yang diberikan guru, saya terima dengan sangat cepat. 

Ternyata hampir seluruhnya memberikan nilai skor 1 kembali untuk pertanyaan tersebut, artinya bahwa guru dalam memberikan materi itu, guru matematika harus dapat memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik di kelas, karena hal ini tidak dipahami oleh guru matematika, maka kondisi hasil penelitian ini akan terus tumbuh dan tidak akan ada perubahan terhadap hasil belajar matematika. 

Kemudian untuk pertanyaan tentang matematika yang diterangkan guru, saya terima sebagian kecil saja? Hal sangat terbukti dari hasil penelitian bahwa matematika yang diterima oleh siswa hanya sebagian kecil materinya diterima, yaitu dari 100 siswa sebanyak 98 memberikan skor 1, artinya hampir seluruhnya menyatakan bahwa matematika yang diterima sangat kecil oleh para siswa. 

Dengan demikian hal ini merupakan sebuah gambaran umum bahwa guru matematika harus merubah cara bagaimana matematika dapat diterima oleh siswa secara utuh jangan hanya sebagian kecil materi yang dapat diterima.

Sebagai seorang pengajar harus memikirkan bagaimana cara untuk membuat pelajaran matematika menjadi menarik dan menyenangkan agar dapat dipelajari oleh siswa dan mudah untuk dimengerti. Bukan hanya itu para pengajar juga harus memahami dan mengerti karakter siswanya. 

Ada beberapa jenis siswa yang harus diperhatikan oleh pengajar, dan cara mengajarnya juga secara otomatis akan berbeda, contohnya ada siswa yang memiliki daya tangkap yang cepat, ada juga siswa yang lambat dalam menghitung, dan ada siswa yang harus diajarkan beberapa kali untuk dapat mengerti satu materi. 

Banyak siswa-siswi yang memilih untuk belajar dan memahami matematika dengan cara mereka sendiri, sedikit dari siswa-siswi pada saat ini masih mengalami kesulitan dalam mempersepsikan matematika itu sulit. 

Sebenarnya pada jaman sekarang teknologi berkembang sangat pesat, ini sangat membantu dan menolong para pengajar dalam menemukan metode yang kreatif dan inovatis dalam mengajarkan materi pelajaran matematika, salah satunya menjelaskan rumus dengan cara yang unik dan mudah di ingat oleh siswa-siswi, selain itu memberikan tugas yang cukup agar siswa-siswi saat dirumah akan tetap mengerjakan soal sehingga membuat mereka tetap ingat akan apa yang sudah dipelajari saat disekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun