Mohon tunggu...
Aukha Uli
Aukha Uli Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

NKRI Harga Mati: Menangkal Gerakan Radikalisme dan Faham Anti Pancasila yang Berkembang di Indonesia

6 Juli 2017   09:11 Diperbarui: 6 Juli 2017   09:29 39613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mencegah radikalisme. Yang tidak kalah penting adalah revitalisasi lembaga, badan, dan organisasi kemahasiswaan intra maupun ekstra kampus. Organisasi-organisasi yang ada di kampus memegang peranan penting untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme ini melalui pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang komprehensif dan kaya makna. Disini peran mahasiswa dalam mencegah paham radikal sangat penting bagi generasi muda di Indonesia. (Noorhaidi Hasan: 2010).

Guru PAI juga perlu berperan untuk dapat menangkal paham radikal dan anti pancasila yang mengincar banyak remaja dan pemuda-pemuda yang dijadikan target doktrin untuk masuk menjadi anggota kelompok radikal dan anti pancasila seperti terorisme. Dalam hal ini sangat penting suatu lembaga pendidikan/ sekolah mempunyai guru pendidikan agama Islam yang ahli dan professional dalam bidang pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama Islam sangat berpengaruh dalam membentuk akhlak siswa, sedangkan pendidikan selalu mengedepankan akhlak dalam kepribadian siswanya agar dapat menerima segala mata pelajaran dengan baik dan dapat diimplementasikan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Pemerintah dalam hal ini harus melakukan langkah kongkrit dan nyata agar masyarakat memiliki pemahaman mengenai pancasila dengan baik dan benar serta pemerintah hendaknya membentuk suatu progam yang mampu mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh pertama, memasukkan kembali Pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan SD, SMP, SMA, hingga Universitas agar para generasi muda memiliki wawasan kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi sehingga dapat fokus membangun bangsa tidak mudah terjerat oleh paham radikalisme agama. 

Kedua, pemerintah harus segera mengontrol organisasi massa yang berpotensi melakukan makar terhadap ideologi Pancasila. Dalam hal ini termasuk pula organisasi yang anarkis dan tidak sejalan tujuan organisasinya dengan UUD, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Ketiga, ormas Islam moderat harus mampu menguatkan andilnya dengan menolak segala macam bentuk radikalisme dan fundamentalisme. Hal itu bisa dilakukan dengan berperan aktif membantu pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial-budaya.

Untuk menjalankan langkah itu, pemerintah harus berdiri di garda depan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap keamanan warga negaranya. Ketegasan dan keseriusan negara dalam melindungi warganya, menciptakan rasa aman, serta mencegah aksi kekerasan akibat radikalisme keagamaan ini menjadi amanah konstitusi yang mendesak dilakukan. Dalam hal ini, pemahaman kembali Pancasila sebagai pilar bangsa dan pilihan terhadap paham keagamaan yang toleran dan moderat harus menjadi agenda yang dipertimbangkan. Ketegasan negara dan dukungan dari masyarakat tentu akan menjadi kekuatan strategis guna membendung faham radikalisme keagamaan ini.

Sudah saatnya semua pihak mulai mengesampingkan ego pribadi, kelompok, maupun kedaerahan. Oleh karena semua yang dimiliki bangsa indonesia ini merupakan aset bersama yang menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaganya. Adapun yang lebih penting lagi, jiwa nasionalisme yang mulai pudar harus kita pupuk kembali demi keutuhan NKRI. Upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sangat diperlukan, sekarang marilah kita bersama-sama belajar dari sejarah bangsa ini agar kita tidak lagi tergelincir di masa depan. 

Jangan sampai persatuan dan kesatuan yang telah dibina selama ini dan telah menjadi senjata yang sangat ampuh bagi pejuang untuk memerdekakan bangsa ini rusak hanya karena rasa ego dan menang sendiri. Bangsa Indonesia masih mempunyai perjalanan panjang dan menjadi tugas setiap insan negeri ini untuk membawa arah bangsa Indonesia lebih baik dari sebelumnya termasuk para generasi muda yang menjadi  tulang punggung penerus bangsa.

UNISNU JEPARA

6 PAI A1

Aukha Ulivatul Khoirum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun