Mohon tunggu...
Aurelius Haseng
Aurelius Haseng Mohon Tunggu... Freelancer - AKU yang Aku tahu

Mencari sesuatu yang Ada sekaligus tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Nature

BOPLBF Merusak Hutan Adat Bowosie

1 Mei 2021   08:22 Diperbarui: 1 Mei 2021   08:29 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjaga hutan bukan semata-mata bertujuan hidrologis dan ekologis, tetapi mengintegrasikan moralitas dan etika sebagai buah dari ekspresi iman, yaitu tetang tanggung jawab manusia sebagai citra Allah untuk memelihara bumi.

Selain itu, ia juga mengajak umat Kristiani agar menghubungkan iman dengan kepedulian terhadap lingkungan. Iman yang mendalam kepada Sang Pencipta dapat menjadi jembatan penghubung untuk melestarikan dan merawat alam lingkungan. Hal ini perlu diaplikasikan karena iman adalah ekspresi sosial setiap pribadi untuk bertanggung jawab dalam penciptaan. 

Iman diperlukan untuk membendung tendensi keterpusatan hidup pada manusia (antroposentrisme) dan penguasaan teknologi yang cenderung eksploitatif dan destruktif. Dengan menggagaskan kesadaran iman ini, setiap orang yang berkehendak baik mesti tahu bahwa upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saat ini mesti dibuat dengan tetap memperhatikan kelangsungan ekosistem dan hak-hak generasi mendatang.

Seruan Pertobatan

Alih fungsi hutan yang dilakukan oleh BOPLBF dengan tujuan investasi pada kawasan hutan Bowosie adalah bentuk kejahatan terhadap lingkungan, terhadap kehidupan dan dosa kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, adalah kemendesakan bagi BOPLBF untuk bertobat dari usaha investasinya, dan segenap elemen masyarakat harus bergandeng tangan secara tegas menolak kehadiran investasi tersebut. Mengutip Sonny Keraf, pertobatan ini bertumpu pada asas bahwa:

Pertama, hutan itu sendiri mengandung dan berarti kehidupan itu sendiri atau paling kurang yang memungkinkan kehidupan dapat berlangsung di dalamnya. Termasuk di dalamnya menyangkut interaksi saling pengaruh dan saling tergantung dalam satu kesatuan yang utuh baik di antara berbagai kehidupan maupun di antara berbagai kehidupan itu dengan ekosistem atau di antara setiap kehidupan dengan keseluruhan ekosistem tersebut. 

Itu berarti jika masyarakat rela menyerahkan hutan Bowosie kepada BOPLBF, sama artinya dengan menyerahkan hidup dan martabatnya sebagai manusia. Masyarakat dengan cara yang lunak diperbudak oleh dalil-dalil pembangunan utopis. 

Kedua, ada hubungan saling memengaruhi satu sama lain di antara berbagai kehidupan dan dengan ekosistem hutan untuk memungkinkannya tumbuh, berkembang dan hidup menjadi dirinya sebagaimana adanya, atau yang dikenal dengan web of life. Dalam proses saling berinteraksi itu, setiap organisme berubah dan menyesuaikan diri serta memengaruhi perubahan organisme lainnya termasuk ekosistemnya. 

Jika hutan dirusakkan, kehidupan yang bertumpu pada hutan tersebut dengan sendirinya akan lenyap, yaitu mata air, satwa liar, dan daerah resapan air dan asupan oksigen. Tentu kemudian menimbulkan bencana alam.

Ketiga, alam adalah harta bersama yang diwariskan turun temurun sebagai titipkan Sang Pencipta untuk dijaga dan dilestarikan. Ketika tugas ini dilanggar, itu berarti dosa telah menjauhkan manusia dari penciptanya dan merenggangkan hubungannya dengan sesama dan ciptaan lain. Karena Sang Pencipta menganugerahkan bumi kepada seluruh umat manusia, agar menjadi sumber kehidupan bagi semua anggotanya, tanpa mengecualikan atau mengutamakan siapa pun.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun