Mohon tunggu...
August Sinaga
August Sinaga Mohon Tunggu... -

Saya August Sinaga , Penyayang Ibu, Bukan Penulis tapi tidak suka Baca, dan Pecandu Kopi Hitam Pekat\r\n\r\nIsi blog ini bermacam-macam dan tidak fokus pada satu tema atau niche saja. Tidak tahu menulis entah sampai kapan. Mungkin dalam dua hari ke depan masih rajin nulis atau bisa jadi besok sampai setahun ke depan blog ini tidak lagi update. Semoga tetap bisa konsisten menulis karena tulisan itu tidak pernah mati.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Slank Bukanlah Slank

15 Desember 2013   11:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:54 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13 Desember 2013, Slank menyelenggarakan Konser bertajuk 30 Tahun Slank. Mungkin di tahun  – tahun terakhir inilah Slank meraih “Kemerdekaannya” saat dimana  mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan izin dari kepolisian untuk mengadakan konser dimasa yang terdahulu.  Kebesaran Slank tentu sudah bagai magnet yang tak bisa dilupakan dalam sejarah musik negeri ini. Kita semua pasti tahu apa dan siapa itu “Slankers”.

Ada joke yang mengatakan Band, musisi bahkan partai politik sekalipun dapat menggelar konser atau kampanye, tapi tetap Bendera Slank yang berkibar disana. Kalimat yang menjadi pakem bagi banyak orang, bahwa Slank sudah menjadi  darah bagi fans fanatiknya, para Slankers.  Slankers’ fans fanatik slank yang banyak orang mengidentikannya sebagai umat slank mengingat fanatisme dan begitu loyalnya komunitas ini

Namun bukan sudut pandang itu yang ingin coba saya hadirkan disini. Sudah sangat banyak pemberitaan, buku bahkan film yang hadir untuk menceritakan perjalanan hidup Slank. Sudah banyak kisah yang dihadirkan Slank bagi khalayak ramai sebagai pengingat banyak orang kalau ada Band atau komunitas yang mampu bangkit dari kejatuhan , yang sangat loyal terhadap para penggemar untuk menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Point krusial yang ingin saya sampaikan saat ini adalah Slank bukan Wali Band. Slank bukan para artis YKS yang berjoget saban malam tanpa tujuan jelas. Slank adalah “kepercayaan slankers”.

Memberi ruang pada politikus

Ada dua pejabat yang desas desusnya akan menjadi Capres dan satu pejabat ( yang satu ini tak penting untuk dibahas ) berada dalam panggung  konser tersebut. ?  Untuk apa ada tiga pejabat berada dalam satu panggung di konser 13 Desember 2013 ?

Apakah Slank kehilangan kesadaran mendadak, dimana semua orang tahu ada tujuan para capres terhormat yang tersirat dalam konser tersebut ? Dan Slank memfasilitasi  dengan memberikan peran sebagai bagian dari citra politikus – politikus itu. Menelisik kebelakang, saya bukan Slankers sejati. Saya adalah pengagum lagu galau sepanjang masa Anyer 10 Maret. Lagu Kamu harus cepat pulang, dan juga Mawar Merah, dan entah kenapa dengan seiring berjalan waktu, secara alamiah saya kehilangan ketertarikan dengan karya Slank dimasa kini.

Namun diluar saya, ada beribu – ribu bahkan berjuta – juta orang diluar sana yang sangat mencintai Slank. Mereka mencintai bukan karena Kaka, Bimbim dkk berparas ganteng.. Mereka mencintai bukan karena Slank memberikan jasa pergantian ongkosRp. 50.000 kepada anak – anak muda untuk datang menonton sebuah acara musik.

Sedikit keluar konteks, saya ingin menariik kebelakang, tentang sejarah seseorang bernama Robert Nesta Marley alias Bob Marley. Pada tahun 1976 di Negara tempat Bob Marley , Jamaika, itu terjadi perang politik Partai Rakyat Nasional dan Partai Oposisi Jamaika yang menjurus kepada ancaman perpecahan.  Bob Marley diminta untuk kembali ke Jamaika, tapi dia menolak karena itu dianggap sebagai gerakan politis. Sebuah konser perdamaian pun digagas dan Bob Marley menjadi bintang utamanya.

Pada konser tersebut, bob terus menyanyi dan menggerakkan badannya dengan sangat religius diiringi musik reggae yang ritmis. Ini seperti sebuah pertunjukan spiritual, dan Bob terus bernyanyi…

Aku ingin katakan. Izinkan kami mengundang hadir ke atas panggung ini Mr. Michael Manley dan Mr. Edward Seaga. Aku hanya ingin berjabat tangan dan menunjukkan kepada semua orang bahwa kita akan baik-baik saja. Kita akan bersatu. Kita akan memperlakukan mereka dengan benar. Kita harus bersatu.”


Apa yang dilakukan Bob di luar rencana. Meminta dua pemimpin yang sedang bertikai naik ke atas panggung adalah sikap spontan dari Bob yang benar-benar menginginkan rakyat Jamaika bersatu.

“Aku menunggu. Aku menunggu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun