Mohon tunggu...
Agustinus Robert Tuanubun
Agustinus Robert Tuanubun Mohon Tunggu... Administrasi - sunset

Amatir Radio member, callsign YC8VRA pada Lokal Kota Ambon Daerah Maluku

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kontroversi istilah "Korea": Klarifikasi dan Makna Politiknya Menurut Bambang Patjul

13 April 2024   23:34 Diperbarui: 14 April 2024   00:15 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bambang 'Patjul' Wuryanto, yang lebih dikenal dengan nama Bambang Pacul, adalah seorang politikus berkebangsaan Indonesia. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk daerah pemilihan Jawa Tengah IV sejak tahun 2004. Bambang Pacul memulai kiprah politiknya saat bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada tahun 2000.

Berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bambang Pacul memperoleh 118.384 suara di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah IV. Selain itu, putri Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, Diah Pikatan, juga memperoleh suara signifikan di dapil yang sama dengan 101.125 suara. dipastikan dengan jumlah  suara ini bakal membawan Bambang Pacul untuk duduk kembali di Senayan.

Asal -- Usul Istilah Korea

Istilah "Korea" menjadi sorotan publik ketika Bambang 'Patjul' Wuryanto, politisi dari Partai PDI Perjuangan, menggunakannya dalam percakapannya. Saat Mahfud MD meminta pengesahan RUU Uang Kartal dan RUU Perampasan Aset, Bambang Pacul memberikan jawaban yang mencuat ke permukaan. Ia menyatakan bahwa "korea-korea" di Senayan akan lebih mengikuti instruksi ketua umumnya dalam memutuskan sesuatu. Sejak saat itu, istilah "korea-korea" menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, terutama di media sosial. Meskipun istilah ini berasal dari latar belakang Bambang Pacul di Semarang, di mana "korea" merujuk pada preman, Bambang memberikan tafsir sendiri terkait makna istilah ini. Menurutnya, "Korea" yang berkembang di Jawa memiliki keterkaitan dengan pasukan Jepang yang berasal dari Korea. Meskipun pasukan Korea ini tidak sekuat tentara Jepang, mereka memiliki militansi yang tinggi, walaupun negaranya saat itu dijajah oleh Jepang. Jadi, secara singkat, "korea-korea" dalam konteks politik mengartikan tentang para politisi dari kalangan bawah yang memiliki militansi dan mengikuti instruksi ketua umumnya. Ia mengaitkan Istilah ini dengan asal-usul yang menarik terkait sejarah pasukan Jepang dari Korea saat PD II.

Makna Korea Dalam Konteks Politik

Bambang Pacul menyatakan bahwa "korea-korea" di Senayan akan lebih mengikuti instruksi ketua umumnya dalam memutuskan sesuatu. Ungkapan tersebut mencerminkan pandangannya terhadap dinamika politik di Senayan, di mana para politisi dari kalangan bawah cenderung mengikuti arahan yang diberikan oleh pimpinan partai. Dengan menggunakan istilah "korea-korea", Bambang Pacul memberikan gambaran tentang sikap yang diharapkan dari mereka dalam menjalankan kebijakan partai. Hal ini juga menyoroti hubungan kuat antara kepatuhan politisi tingkat rendah dengan kebijakan yang ditetapkan oleh elite partai, yang seringkali menjadi penentu dalam proses pengambilan keputusan di tingkat legislatif.

Sejak itu, istilah "korea-korea" menjadi perbincangan publik, terutama di media sosial. Fenomena ini menunjukkan bagaimana sebuah ungkapan dari seorang politisi dapat dengan cepat menyebar dan menjadi topik yang hangat diperbincangkan di masyarakat luas. Melalui media sosial, diskusi tentang makna dan implikasi dari istilah tersebut berkembang pesat, menciptakan ruang bagi beragam interpretasi dan pendapat. Hal ini juga mencerminkan peran penting media sosial dalam membentuk opini dan persepsi publik terhadap isu-isu politik yang sedang berkembang.

Istilah "Korea" tidak terlepas dari latar belakang Bambang Pacul yang berasal dari Jawa Tengah. Di Semarang, kota asalnya, istilah "korea" memiliki konotasi yang khas, merujuk pada preman atau kelompok yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Namun, Bambang Pacul memberikan penafsiran baru terhadap makna istilah ini dalam konteks politik. Menurutnya, "Korea" dalam konteks politik merujuk pada para politisi dari kalangan bawah yang memiliki militansi dan cenderung mengikuti instruksi dari pimpinan partai. Dengan demikian, latar belakang regional Bambang Pacul memberikan dimensi tambahan terhadap pemahaman kita tentang bagaimana istilah ini digunakan dan dipahami dalam konteks politik di Indonesia.

Namun, Bambang Pacul memberikan tafsir sendiri terkait makna "korea" dalam klarifikasinya. Sebagai politisi yang berasal dari Jawa Tengah, ia mengaitkan istilah ini dengan sejarah pasukan Jepang yang berasal dari Korea. Menurut pandangannya, pasukan Korea ini memiliki militansi yang tinggi meskipun negaranya saat itu dijajah oleh Jepang. Dengan penjelasannya tersebut, Bambang Pacul mencoba menghadirkan makna yang lebih dalam terkait dengan istilah tersebut, menambah kompleksitas pemahaman publik terhadap fenomena politik yang sedang berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun