Sebelum berakhir, aku melihatmu laju tersungkur. Telak terbujur pada ia yang mengalungkan otoritas bermakna ganda. Gemeretakan sudah suara hati yang menggigil ngilu. Tak mampu untuk disumpal. Terengah-engah pada batas nisbi dan tak pasti. "Aku tahu, waktuku tak lebih lama dari yang pernah aku yakini".
Sebelum berakhir, aku mendengarmu meregang pedih. Terjungkal dan terjengkang pada ia yang memintal hidup dan mati atasmu. Mengiba pada sarkasme hidup yang ditentukan tidak olehmu. Memarut pasti mimpi-mimpi tentang kemarin, hari ini dan esok. "Aku tahu, kamu tak lagi mampu melewati apa yang pernah kamu yakini".
Maka, sebelum berakhir, biarkan aku mengisyaratkan damai untukmu. Mengamini lingkar waktu yang telah lalu.
"Tenang, tenanglah. Sebab Tuhan tengah memeluk kita".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H