Mohon tunggu...
Augi Nurlita Imanda
Augi Nurlita Imanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa dari Fakultas Vokasi prodi Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beauty Privilege Dianggap Dapat Menyebabkan Diskriminasi?

1 Juni 2022   19:23 Diperbarui: 1 Juni 2022   19:26 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hak istimewa kecantikan (beauty privilege) merupakan istilah untuk orang yang memiliki paras rupawan. Hak istimewa tersebut memberikan keuntungan bagi siapapun yang memilikinya. Namun, disamping itu terdapat banyak keluh kesah masyarakat mengenai hak istimewa ini, karena hal tersebut menimbulkan perilaku tidak adil yang mereka dapatkan hanya karena mereka tidak memiliki hak istimewa kecantikan ini. Benarkah beauty privilege menimbulkan ketidakadilan bahkan diskriminasi?

Paras yang menarik memberikan banyak keuntungan bagi semua orang yang memilikinya, mulai dari keuntungan mudahnya mendapatkan pertolongan, mendapatkan pekerjaan, mendapatkan perlakuan yang istimewa dari orang lain, lebih dimaklumi jika melakukan kesalahan, dan masih banyak lagi keuntungan yang didapatkan dari orang yang memiliki paras yang menarik.

Bukti bahwa beauty privilege itu nyata terdapat pada kasus narkoba Jefri Nichol. Seperti yang kita ketahui, bahwa penggunaan narkoba merupakan tindakan yang terlarang dan melanggar hukum. Namun, apa yang terjadi jika pelaku penggunaan obat terlarang tersebut Jefri Nichol yang dianggap memiliki paras yang tampan? Banyak warganet yang memberikan support. 

Lalu, bagaimana dengan kasus narkoba pada Ibnu Rahim, yang juga sama-sama menggunakan narkoba seperti Jefri Nichol, tetapi Ibnu Rahim mendapat respon yang berbeda dengan Jefri Nichol, Ibnu Rahim justru mendapatkan hujatan dari warga net. Mereka sama-sama melakukan tindakan yang terlarang, tetapi respon dari masyarakat berbeda terhadap keduanya.

Dari kasus di atas, dapat dinyatakan bahwa beauty privilege ini memang benar adanya. Orang-orang akan memaklumi si pemilik paras rupawan ini jika mereka melakukan kesalahan. Tentu saja, hal tersebut menimbulkan keresahan terhadap orang-orang yang merasa bahwa penampilan mereka kurang menarik.

Beauty privilege dianggap dapat menimbulkan perilaku diskriminasi. Mengapa demikian? Karena dengan adanya beauty privilege ini pihak yang dirugikan yaitu pihak yang tidak memiliki beauty privilege. Mereka diperlakukan berbeda hanya karena paras mereka yang kurang menarik. 

Dengan demikian, hal tersebut menyebabkan mereka cenderung minder dan merasa tidak percaya diri ketika berada di tempat umum. Hal ini disebabkan karena seringnya mereka diperlakukan berbeda dengan orang yang memiliki paras menarik.

Mengapa orang-orang menilai seseorang berdasarkan penampilannya saja? Tidak heran jika sekarang banyak orang berlomba-lomba untuk merubah penampilannya agar lebih menarik. 

Bahkan, ada yang memilih untuk melakukan tindakan operasi plastik, walaupun itu menyakitkan dan mengeluarkan banyak uang, mereka tetap melakukannya demi mendapatkan penampilan yang lebih menarik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun