Mohon tunggu...
aufa ubaidillah
aufa ubaidillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - pecinta kuliner

hobi membaca menulis dan mengamati manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghadapi Titik Nadir Kehidupan

9 Desember 2016   15:14 Diperbarui: 4 April 2017   16:30 5520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menerima di sini berarti kita berusaha untuk tidak melawan keadaan, ikuti saja alurnya. Nikmati kepusingan kita, jengkel, dan jenuh kita. Dengarkan alunan nada sumbang dari bos atau rekan kerja yang membicarakan kita, anggap saja sebagai radio rusak, cukup dimengerti bahwa jika batreinya habis radionya akan mati.

Hobi

Lakukanlah hobi yang sudah sering ditinggalkan. Jika anda sudah tua Tidak perlu malu untuk bermain Games, jika memang hobi. Berenang, ngopi, nongkrong, atau sekedar pergi sesuai kehendak hati. Berilah hati dan fikiran kebebasan untuk  menentukan semuanya.

Menulis

Memang, tidak semua orang hobi menulis, lebih banyak yang hobi bercerita. Menulis dan bercerita sebenarnya sama, hanya berbeda alat, jika bercerita dengan mulut tetapi menulis dengan tangan.

Kenapa harus menulis, dan bukan bercerita! Karena dengan tulisan mampu mengungkapkan perasaan yang sulit untuk diucapkan, tulisan juga mengandung daya imajinasi yang lebih luas dari sekedar bercerita. Tidak jarang satu kata bisa mewakili 30 menit bercerita. Menulis puisi contohnya, atau opini, pengalaman, dan lain lain.

Keputusan

Ini yang saya lakukan, jangan pernah memutuskan secara sepihak jika dalam posisi titik nadir. Pada titik ini, seperti saya bilang, otak dan hati tumpul, sulit untuk mencari solusi baik ataupun pilihan tepat. Jika anda karyawan, jangan langsung minta resign, diamkanlah sejenak. Cooling Down dulu, biarkan sedikit stabil. Jika otak dan hati sudah terasa tenang dan stabil, anda pasti sudah mulai bisa lagi untuk berhitung dan memikirkan keputusan yang paling tepat.

Manusia memang dilahirkan sebagai ciptaan yang diberi kebebasan untuk memilih. Pilihlah yang terbaik untuk diri anda sendiri, dan yang The Best bukan berasal dari orang lain, melainkan dari dalam diri sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun