Tentang apa yang terjadi pada diri coba kau pelajari lagi
Kamu sedang gelisah, atau mungkin kamu sedang berfikir bahwa kamu sedang kehilangan dirimu. Sedang merasa sedih, lelah dan ingin menjauh dari semua hal yang mebuatmu menjadi rapuh. Ingin beristirahat tapi tidak tahu istirahat seperti apa yang kamu butuhkan.
Kamu sudah mengusahakan semua yang terbaik dari dirimu, baik itu pendidikanmu, pekerjaanmu, keluargamu, pertemananmu, bahkan keberlangsungan dirimu sendiri. semua harapan, cita-cita, keinginan yang selama ini terus dikejar, lambat laun akan merasakan saat dimana kamu ingin mengambil jeda.
Jeda untuk beristirahat, walaupun hanya sekedar rebahan dikamar, makan dan jalan-jalan. Kamu  mulai menyusun kembali langkah yang akan diambil kedepan, menentukan pilihan, menetapkan prioritas dan memaksimalkannya.
Dari buku kemana ku bawa semua sendu ini milik Febriawan Jauhari dengan tebal 120 halaman, ada 3 poin menarik yang bisa ku ambil dan ini luput dari ingatan ku belakangan ini.
Yang pertama, merasa bisa melakukan semua hal dan bergantung pada diri sendiri. dibeberapa momen ini dapat bekerja dengan baik namun dimomen lainnya hal ini terasa berat dan sulit untuk di lalui. Bagaimana tidak, kita merupakan manusia dan setiap manusia pasti memiliki titik kelemahan .
Yang kedua, jika kamu merasa sendu dan buntu, tidak apa. Rasakan fase ini, tidak selamanya kita selalu merasa senang, begitu juga dengan kesedihan. Yang paling penting adalah jangan hilang harap. Karena sejatinya Islam tidak pernah mengajarkan untuk putus asa dijalan Allah. itulah iman, tetap berbaik sangka meski keadaan terlihat berantakan.
Yang ketiga,
"menurutmu apa kenikmatan tertinggi di dunia ini?" tanyaku pada pepohonan di depan rumah, "bertasbis kepada-Nya" jawab mereka"
Susunan kata ini merupakan salah satu kutipan dari buku kemana kubawa semua sendu ini. tidak adil rasanya jika kita tidak mengingat pada yang telah memberi kita segalanya. Bukankah kita mengingat semua kebaikan orang kepada kita. Lalu, kenapa kepada Allah yang Maha baik kita lupa.
Bukankan selama ini tuhan sudah sangat baik untukmu, ia tidak langsung menghukum dirimu ketika kau berbuat dosa, lalu kenapa kau tidak dapat bersabar ketika semua doa yang kau langitkan belum terkabul. Penantian ini yang membuatmu terus mengingat tuhanmu, bukankah selama ini yang menjadi prioritas dan kepercayaanmu adalah dirimu sendiri, lalu kenapa kau tidak bisa percaya dengan Dia yang menciptakanmu. Bukankan Allah yang maha segalanya atas dirimu.