Mohon tunggu...
Aufa Rafiqi Dwitama
Aufa Rafiqi Dwitama Mohon Tunggu... Lainnya - sedang kuliah

pemuda yang bingung kalo abis jam ngampus mau makan apa, yang akhirnya pilihan selalu jatuh kepada ayam geprek.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Kaoru Ishikawa dalam Total Quality Management

31 Maret 2024   21:41 Diperbarui: 1 April 2024   14:59 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Kaoru Ishikawa biography, quotes and books - Toolshero

Kaoru Ishikawa lahir di Tokyo pada tahun 1915 sebagai anak tertua dari Ichiro Ishikawa. Beliau lulus dari Universitas Tokyo pada tahun 1939 dengan gelar Sarjana Teknik di bidang kimia terapan. Setelah lulus, Ishikawa bekerja sebagai insinyur kelautan hingga tahun 1941, kemudian bergabung dengan Perusahaan Bahan Bakar Cair Nissan  hingga tahun 1947. Bapak Ishikawa memelopori proses kendali mutu Galangan Kapal Kawasaki dan dianggap sebagai salah satu pendiri konsep manajemen modern.

Pada tahun 1949, Bapak Ishikawa bergabung dengan Persatuan Sains dan Teknologi Jepang (JUSE), sebuah organisasi yang berfokus pada pengendalian kualitas. Setelah Perang Dunia II, Jepang memimpin pembangunan kembali negaranya dan mengubah sektor industrinya. Tuan Ishikawa juga berpartisipasi dalam upaya ini. Kemampuannya mendorong masyarakat untuk mencapai tujuan bersama tertentu merupakan salah satu kontribusi terbesarnya terhadap gerakan kualitas Jepang. Ia menerjemahkan, menerapkan, dan mengembangkan konsep manajemen W. Edwards Deming dan Joseph M. Memperkenalkan Juran ke dalam sistem industri Jepang. Minat Kaoru Ishikawa pada pendidikan membawanya memasuki dunia akademis sebagai asisten profesor  di Universitas Tokyo. Karir akademisnya akhirnya mencapai puncak di Musashi Institute of Technology pada tahun 1978. Setelah Ishikawa diangkat menjadi dosen tetap di Universitas Tokyo pada tahun 1960, ia memperkenalkan konsep lingkaran kualitas bekerja sama dengan Federasi Sains dan Teknologi Jepang (1962). Konsep ini lahir dari percobaan untuk mempelajari dampak “mentor” di tempat terhadap kualitas. Banyak perusahaan yang diundang untuk mencoba lingkaran kualitas ini, namun hanya satu yang diterima. Faktanya, konsep lingkaran kualitas segera menjadi sangat populer dan membentuk hubungan penting dengan sistem manajemen kualitas total.

Filosofi Mr. Ishikawa tentang manajemen kualitas total dapat diringkas dalam 11 poinnya:

1. Mutu dimulai dan diakhiri dengan pendidikan.

2. Langkah pertama dalam kualitas adalah mengetahui kebutuhan pelanggan.

3. Keadaan pengendalian mutu yang ideal adalah ketika pemeriksaan mutu tidak lagi diperlukan.

4. Hilangkan akar permasalahannya, bukan gejalanya.

5. Pengendalian mutu menjadi tanggung jawab seluruh pekerja dan seluruh divisi.

6. Jangan bingung antara sarana dan tujuan.

7. Utamakan kualitas dan arahkan tujuan jangka panjang.

8. Pemasaran adalah pintu masuk dan keluarnya mutu.

9. Manajemen puncak tidak boleh menunjukkan kemarahan ketika fakta disampaikan kepada bawahan.

10. Sembilan puluh lima persen permasalahan dalam sebuah perusahaan dapat diselesaikan dengan tujuh alat kualitas.

11. Data tanpa informasi sebaran adalah data palsu.

Teori Kaoru Ishikawa dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality Management, TQM) 

berkaitan dengan konsep kualitas yang menyebutkan kualitas adalah kepuasan pelanggan dan tidak hanya produk, tetapi juga termasuk orang, proses, dan setiap aspek organisasi. Ishikawa menganggap bahwa kualitas dapat diperbaiki melalui sistem kendali kualitas (Quality Control, QC). Beberapa aspek teori Kaoru Ishikawa dalam manajemen mutu terpadu: 

Konsep kualitas: Ishikawa mendefinisikan kualitas sebagai kepuasan pelanggan. Kualitas tidak hanya terhadap produk, tetapi juga termasuk orang, proses, dan setiap aspek organisasi. Sistem kendali kualitas: Ishikawa menganggap bahwa kualitas dapat diperbaiki melalui sistem kendali kualitas. Ini dapat dilakukan dengan cara mengatur, mengukur, dan mengendalikan kualitas. 

QC Circle: Ishikawa menganggap bahwa penggabungan karyawan dalam grup yang disebut QC Circle dapat membantu mengidentifikasi masalah kualitas dan mengembangkan solusi. Alat kualitas dasar: Ishikawa menghasilkan beberapa alat kualitas dasar, salah satunya adalah diagram tulang ikan (Fishbone Diagram), yang digunakan untuk menganalisis penyebab akar dari sebuah masalah. 

Pengaruh Pareto: Ishikawa juga sangat berperan dalam popularisasi konsep Pareto, yang juga disebut Prinsip 80/20. Konsep ini menyatakan bahwa sebagian besar efek berasal dari sebagian kecil penyebab. Ishikawa memperkenalkan konsep ini dalam konteks manajemen mutu. 

Kontribusi Jepang: Pendekatan Jepang dalam manajemen mutu terpadu berkaitan dengan keterlibatan luas dalam kualitas, bukan hanya dari atas ke bawah dalam suatu organisasi, tetapi juga mulai berakhir dalam siklus hidup produk. Dalam manajemen mutu terpadu, teori Kaoru Ishikawa mencakup konsep kualitas, sistem kendali kualitas, QC Circle, alat kualitas dasar, pengaruh Pareto, dan kontribusi Jepang. 

Semua ini ditujukan untuk membantu organisasi mencapai kualitas  tinggi dan meningkatkan kualitas produk, proses, dan orang-orangnya. Pelajari bagaimana Kaoru Ishikawa mengubah cara kita memahami dan mengelola kualitas.

Beberapa faktor yang Mempengaruhi Kualitas pendidikan 

1. kuliatas prodak / Layanan  mutu

2. Sistem Manajemen Mutu Dengan memiliki sistem serttifikasi ISO 

3. Kepemimpinan atau Pemimpin yang berkualitas 

4. Keterlibatan Karyawan

5. Pendekatan Berbasis Bukti 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun