Mohon tunggu...
Aufal Fikar
Aufal Fikar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IAIN Kudus

Saya merupakan orang yang ramah terhadap orang lain, dan juga seorang yang pekerja keras demi mencapai suatu keinginan atau mimpi, hobi saya sebenarnya cukup banyak, mulai dari membaca buku, traveling, main game, berenang, akan tetapi ada satu yang sangat saya suka yaitu menggambar atau melukis entah itu kaligrafi, ilustrasi dll.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Beberapa Manuskrip Hadits yang Ada di Nusantara

11 Mei 2023   00:09 Diperbarui: 11 Mei 2023   00:12 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkembangnya Islam di Nusantara pada abad ke-17 meninggalkan berbagai peningalan sejarah, diantaranya adalah manuskrip-manuskrip kuno berupa naskah Al-Qur'an dan hadits yang tersebar di berbagai daerah di Nusantara. Salah satu manuskrip hadits yang ditemukan di daerah Buton, Sulawesi Tenggara, yang berupa manuskrip kitab "Durrat Al-Ahkam Min Hadits Sayyid Al-Anam" karya dari Syaikh Muhammad Aydrus Qaimuddin ibn Badaruddin al-Buthuni, yang merupakan sultan Buton ke-29 (1824-1851 M).  kitab Durrat Al-Ahkam Min Hadits Sayyid Al-Anam ditulis diatas kertas Eropa menggunakan bahasa Arab, dalam kitab ini juga terdapat rubrikasi menggunakan tinta merah sebagai penekanan pada kalimat wa qauluhu ta'ala dan al-hadits al-awwal serta pada kalimat lainnya.

Menariknya manuskrip ini ditulis oleh seorang sultan dari kerajaan Buton, Sulawesi Tenggara, manuskrip ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya karya-karya para tokoh ulama intelektual Nusantara pada masa itu, sekaligus membuktikan bahwa akar tradisi penulisan kitab keislaman sudah cukup kuat, termasuk tema hadits di wilayah Nusantara.

Ada juga manuskrip yang merupakan ringkasan dari dalil-dalil kitab "Bidayatul Hidayah" karya Imam Hujjatul Islam Al-Ghazali. berikut merupakan gambar dari manuskrip dalil-hadits

Sumber:http://www.khastara.perpusnas.go.id/
Sumber:http://www.khastara.perpusnas.go.id/

 Kitab Bidayatul Hidayah merupakan kitab yang membahas bidang tasawuf, kitab ini berisi pembahasan dan panduan seorang hamba untuk mendapatkan hidayah dari Allah Swt. Di dalamnya terdapat berbagai dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Hadis dan juga nasihat-nasihat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Tidak diketahui secara pasti siapa pengarang asli dari manuskrip kitab dan dalil ini, dalam penulisannya manuskrip ini menggunakan 2 warna tinta yang berbeda, yaitu warna merah dan hitam. Tulisan yang memakai tinta warna merah berarti dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis, sedangkan tulisan yang memakai tinta warna hitam merupakan arti dari dalil-dalil tersebut. 

Hadis yang terkumpul dalam kitab ini tidaklah ditulis dengan rangkaian sanadnya, begitu juga Al-Qur'an yang tidak dituliskan ayat maupun surah nya, baik dalam bentuk kalimat ataupun catatan kaki. kitab ini mencakup 48 halaman dan berisi 261 dalil Al-Qur'an dan hadis. Kemudian untuk ayat Al-Qur'an yang terdapat dalam kitab tersebut kita perlu mencocokkannya lagi dengan mushaf yang kita punya di rumah agar sesuai dengan yang ada di Al-Qur'an, karena tidak adanya keterangan mengenai ayat dan surah dalam dalil Al-Qur'an yang terdapat dalam kitab Bidayatul Hidayah.

Gambar di bawah ini meruapakan contoh manuskrip yang ditulis menggunakan aksara jawa dan sunda

Sumber: Jatimtimes
Sumber: Jatimtimes

Manuskrip ini ditulis pada tanggal tiga bulan Rabi'ul awwal, dalam kitab ini berisikan hadis-hadis tentang iblis dan kitab ini ditulis sebagai upaya agar kita ingat dan tidak mengikuti haawa nafsu dan hasutan iblis. Belum diketahui secara pasti siapa pengarang dari kitab ini, akan tetapi disebutkan dalam kitab bahwa Syaikh Mahdi lah yang mengarang kitab tersebut. Tdak seperti kebanyakan manuskrip lainnya, manuskrip ini menggunakan aksara sunda dalam hal penulisannya, dan di akhir halaman menggunakan aksara jawa.

Manuskrip ini berisikan dialog antar Nabi Muhammad SAW dengan iblis dan disaksikan oleh para Shahabat, dialog ini menjadi sangat penting bagi kita semua bahkan Nabi Muhammad SAW pun menyuruh para shahabat yang sedang berkumpul pada saat itu untuk mendengarkannya secara baik-baik. Karena di dalam dialog ini terdapat rahasia-rahasia iblis dan hubungannya dengan manusia, serta solusi untuk kita agar kita tidak terjatuh dalam perangkap iblis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun