Mohon tunggu...
Ahmad Aufa Zainal
Ahmad Aufa Zainal Mohon Tunggu... -

Calon Almarhun dan Penghuni Kubur

Selanjutnya

Tutup

Puisi

“Toddopuli Temmalara”

5 Desember 2014   05:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:01 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“TODDOPULI TEMMALARA”

Gemuruh  dalam senandung kegalauanku

Menebarkan jiwa haus akan kemerdekaan

Tak kuasa ketika bumi luwu peretiwi

Di injak injak oleh kolonialisasi

Andi Djemma menangis

Disana sini bumiku runtuh bumiku layu

Tak tersiram benih cinta kasih kedamaian

Sipakatau sipakalebbi sipakainge

De’na madeceng ampereng

Mitai tomatoa nasessa melo’na pa mate

Mereka masuk ke tempat penuh kemulian kami

Menendang menginjak kakek tua

Hingga mengali darah darah

Doja tomanjawani

Kitab suci agung nan mulia

Terinjak injak mereka robek

Di tangan para kafir biadab

Menyulutkan amarah

Emosi yang kian membara

Toddo puli temmalara

Merdeka atau mati

Mendengar  pesan Bung Karno Bung Hatta

Kemerdekaan indonesia 17nagustus 1945

Kita Merdeka tapi kesengsaraan selalu ada

Pemuda bergerak pemuda maju

Sudihkah kita diam

Satu per satu korban berjatuhan

Tembakan tembakan serangan  serangan

Lindungi datu lindungi datu

Kita sedang perang ALLahu Akbar

Resopa temmangingngi na letei pammase dewata

Lembata tana luwu

Luwu wanua mappatuo maewai alena

Awa itaba la awai assogatta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun