Mohon tunggu...
Aufaa Akhmad
Aufaa Akhmad Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Terimakasih atas kunjungan nya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Marbut Masjid: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Terabaikan

21 April 2024   11:14 Diperbarui: 21 April 2024   20:17 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dinamika kehidupan beragama, terutama agama islam, seringkali kita melupakan peran yang vital namun seringkali diabaikan. Siapa mereka? 

Mereka adalah marbut masjid, atau penjaga masjid. 

Mereka bukan sekadar petugas kebersihan biasa, mereka adalah sosok yang setia menjaga rumah ibadah kita (umat muslim), tidak hanya dari segi fisik tetapi juga sebagai bagian integral dari roda penggerak komunitas Muslim. 

Namun, meskipun pentingnya peran mereka, marbut masjid seringkali diperlakukan tidak sebanding dengan kontribusi mereka.

Pertanyaannya, mengapa marbut masjid sering kali tidak mendapatkan penghargaan dan kesejahteraan yang sepadan dengan peran mereka? 

Salah satu alasan utamanya adalah persepsi yang salah terhadap pekerjaan mereka. 

Terlalu sering, mereka dianggap hanya sebagai petugas kebersihan atau bahkan diabaikan sepenuhnya. 

Padahal, peran mereka jauh lebih dari itu. Mereka adalah penjaga spiritual, menjaga agar rumah Allah tetap suci dan terbuka untuk umat yang ingin beribadah. 

Tanpa kehadiran mereka, masjid mungkin tidak akan mencapai tingkat kebersihan dan ketertiban yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi utamanya.

Disamping itu, upah yang seringkali tidak layak juga menjadi masalah serius bagi marbut masjid. 

Di banyak tempat, mereka masih bergantung pada sedekah dan infaq dari jamaah, tanpa mendapatkan kompensasi yang memadai untuk pekerjaan mereka. 

Hal ini menciptakan paradoks di mana para penjaga rumah Allah sendiri tidak mendapatkan perlindungan sosial atau kesejahteraan yang pantas mereka terima.

Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama adalah mengubah persepsi masyarakat (termasuk kita) terhadap peran marbut masjid. 

Mereka harus dilihat sebagai bagian integral dari komunitas, bukan sekadar pekerja kebersihan. Mereka adalah pilar kesejahteraan komunitas yang harus dihargai dan didukung.

Selanjutnya, komunitas bisa melakukan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan marbut masjid. 

Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa mereka mendapatkan upah yang layak untuk pekerjaan mereka. 

Hal ini bisa dilakukan melalui penggalangan dana komunitas atau peningkatan upah dari dana masjid.

Disamping itu, memberikan penghargaan dan apresiasi secara berkala juga penting untuk memotivasi mereka untuk terus berdedikasi. 

Pengakuan atas kontribusi mereka yang tak ternilai adalah hal yang wajib dilakukan oleh komunitas.

Komunitas tersebut terdiri dari kita semua yang berkesadaran bahwasanya marbut masjid bukan hanya sekedar seseorang yang hanya membersihkan masjid saja, tapi lebih dari itu.

Marbut masjid adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang layak mendapatkan tempat terhormat di hati kita. 

Saatnya kita mengubah pandangan dan tindakan kita untuk memberikan mereka perlindungan sosial dan kesejahteraan yang mereka pantas. 

Dengan begitu, kita bisa memastikan bahwa rumah ibadah kita tetap terjaga dengan baik dan komunitas kita berkembang dalam harmoni dan keberkahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun