Mohon tunggu...
Aufaa Akhmad
Aufaa Akhmad Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Terimakasih atas kunjungan nya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketakutan dan Penderitaan Warga Gaza dalam Sorotan

11 Oktober 2023   13:12 Diperbarui: 11 Oktober 2023   13:13 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keponakannya hidup dalam teror, dan yang mereka tahu hanyalah blokade dan perang. Mereka bahkan takut untuk berpisah dari ibu mereka, bahkan ketika berada di dalam rumah mereka sendiri. Mereka tidur bersama-sama, siap menghadapi segala kemungkinan bersama.

Di Rumah Sakit Alshifaa, yang merupakan rumah sakit terbesar di wilayah padat penduduk Gaza, situasinya sangat mengerikan. Direktur rumah sakit tersebut, Dr. Mohamed Abo Suleima, mengungkapkan betapa buruknya situasi tersebut. 

Rumah sakit ini sangat tergantung pada generator listrik karena aliran listrik ke wilayah tersebut telah terputus, dan pasokan listrik mereka hanya cukup untuk digunakan selama tiga hari lagi. 

Situasi air bersih juga semakin kritis, dengan air desalinasi yang langka. Rumah sakit sekarang harus memprioritaskan penggunaan air bersih hanya untuk kasus yang benar-benar mendesak. Beberapa departemen rumah sakit bahkan harus ditutup untuk membantu menyelamatkan nyawa.

Menurut badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA), pengungsian massal telah meningkat pesat dalam 24 jam terakhir. Lebih dari 187.000 warga Gaza sekarang telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan. 

Organisasi ini telah berhasil menampung 137.500 orang, tetapi kapasitas tempat penampungan mereka segera akan penuh terisi oleh para pengungsi yang mencari perlindungan.

Di tengah situasi ini, warga sipil di Gaza memiliki sedikit pilihan untuk menyelamatkan diri mereka. Perbatasan dengan Mesir tidak sepenuhnya ditutup, tetapi hanya 400 orang per hari yang diizinkan untuk keluar masuk, dan daftar tunggu sangat panjang. 

Jalur keluar Gaza bagi warga sipil selama ini tidak pernah mudah, terutama setelah Israel memulai aksi pembalasan atas serangan dari pihak Hamas.

Satu-satunya pilihan bagi banyak warga adalah berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola oleh PBB. Namun, PBB mengatakan bahwa tempat penampungan sementara mereka telah hampir penuh, dan beberapa orang memilih berlindung di ruang bawah tanah rumah mereka. 

Namun, ini juga bukan pilihan yang aman, karena bangunan tersebut bisa roboh kapan saja. Beberapa keluarga bahkan terjebak di dalam ruang bawah tanah selama serangan terakhir.

Situasi ini sangat sulit, dan kerusakan di Gaza terus bertambah. Jumlah korban terus meningkat, dan warga sipil terjebak dalam ketakutan dan penderitaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun