Pada Rabu (4/10) kemarin, TikTok Shop resmi ditutup pukul 17.00 WIB, setelah pengumuman oleh TikTok pada Selasa (3/10). Penutupan ini telah mendapatkan berbagai respons dari berbagai pihak, terutama dari pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.Â
Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah penutupan TikTok Shop akan membuat Tanah Abang ramai lagi?
Berikut adalah beberapa fakta yang perlu diperhatikan dalam konteks penutupan TikTok Shop:
Tanah Abang Tidak Semudah Itu Ramai Lagi
Pakar Bisnis dan Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, mengingatkan bahwa penutupan TikTok Shop bukan jaminan untuk menghidupkan kembali pusat-pusat grosir seperti Tanah Abang.Â
Ada faktor-faktor lain yang telah menyebabkan sepi pengunjung di Tanah Abang, seperti ketersediaan lahan parkir yang terbatas, kenyamanan pengunjung, dan biaya sewa yang tinggi.
Rhenald menekankan bahwa agar Tanah Abang bisa kembali ramai, perlu adanya perbaikan menyeluruh, termasuk perbaikan fasilitas parkir dan penurunan biaya sewa.Â
Kesan kawasan yang kumuh dan macet tidak akan menarik konsumen. Oleh karena itu, penutupan TikTok Shop mungkin bukan solusi utama untuk masalah tersebut.
Perubahan Perilaku Konsumen
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyebutkan bahwa sepi pengunjung di pusat perbelanjaan grosir seperti Tanah Abang terjadi karena perubahan gaya hidup konsumen yang cenderung beralih ke belanja online. Konsumen lebih suka berbelanja secara digital karena lebih mudah, tidak merepotkan, dan terkadang lebih murah.
Piter menekankan bahwa perubahan ini adalah hal yang tidak bisa dihindari, dan pemerintah harus memikirkan regulasi yang melindungi konsumen dan menjaga persaingan usaha tetap sehat dalam era digital.
Respons Pedagang TikTok Shop
Pedagang TikTok Shop memberikan beragam respons terhadap penutupan tersebut. Beberapa dari mereka bahkan menyanyikan lagu perpisahan sebagai ungkapan kesedihan. Respons seperti ini menunjukkan betapa pentingnya peran TikTok Shop dalam kehidupan mereka.
Dukungan dari Pemerintah
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan apresiasi atas kepatuhan TikTok dalam mengikuti imbauan pemerintah. Dia menjelaskan bahwa pemerintah tidak melarang aplikasi apa pun untuk beroperasi, terutama jika mereka tidak bersikap anti luar negeri. Pemerintah hanya ingin memisahkan antara platform e-commerce dan media sosial untuk menciptakan persaingan yang adil.
Zulkifli Hasan juga menjanjikan bantuan dari pemerintah jika TikTok ingin membuka kanal e-commerce baru. Ini adalah langkah positif yang menunjukkan bahwa pemerintah bersedia bekerja sama dengan platform-platform digital untuk mengembangkan bisnis e-commerce.
Dalam kesimpulannya, penutupan TikTok Shop mungkin tidak secara langsung akan membuat Tanah Abang menjadi ramai kembali. Perubahan gaya hidup konsumen yang lebih suka belanja online adalah faktor utama penyebab sepi pengunjung di pusat grosir seperti Tanah Abang. Untuk memulihkan Tanah Abang, perlu ada perubahan menyeluruh dan adaptasi terhadap tren belanja online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H