Pada tanggal 24 September 2023, masyarakat Indonesia disuguhkan dengan perdebatan menarik yang melibatkan dua bakal calon presiden (bacapres) yang memiliki pandangan berbeda mengenai rencana pemindahan makam Pangeran Diponegoro.Â
Prabowo Subianto, yang mewakili Koalisi Indonesia Maju, telah mengungkapkan rencananya untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar, Sulawesi Selatan, ke Yogyakarta, Jawa Tengah, dalam sebuah pertemuan di Makassar pada bulan Juli.Â
Di sisi lain, Anies Baswedan, yang mewakili Koalisi Perubahan, berpendapat bahwa tidak ada alasan untuk memindahkan makam tersebut dari tempat asalnya.
Perbedaan pandangan ini menciptakan diskusi yang intens di kalangan masyarakat Indonesia, mengingat Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan nasional yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Prabowo Subianto, dalam pidatonya di Makassar, mengangkat tema pengorbanan para pejuang bangsa dalam merebut kemerdekaan.Â
Dia menyatakan rasa bangganya atas perjuangan Pangeran Diponegoro dan berpendapat bahwa warga Indonesia harus memuliakan perjuangan para pahlawan.Â
Menurut Prabowo, salah satu cara menghormati mereka adalah dengan mengembalikan makam mereka ke daerah asalnya.Â
Pangeran Diponegoro, yang asli berasal dari Yogyakarta, dimakamkan di Makassar, dan Prabowo mengusulkan pemindahan makam tersebut dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan.
Sebaliknya, Anies Baswedan memiliki pandangan yang berbeda.Â
Ketika melakukan ziarah ke makam Pangeran Diponegoro di Kota Makassar, Anies berbicara dengan tegas.Â
Baginya, makam Pangeran Diponegoro adalah bagian penting dari sejarah Makassar dan seharusnya dibiarkan berada di sana.Â
Dia merasa bahwa wafatnya Pangeran Diponegoro di Makassar menjadikannya bagian integral dari sejarah kota tersebut.
Dalam menghadapi perbedaan pandangan ini, Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengambil sikap netral dan menekankan bahwa tidak perlu mempertentangkan atau memperdebatkan pandangan keduanya.
Menurutnya, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, dan keduanya memiliki niat baik, yaitu menghormati jasa-jasa para pahlawan.
Perdebatan ini tidak hanya mencerminkan perhatian terhadap jasa-jasa para pahlawan nasional, tetapi juga pentingnya menjaga nilai-nilai sejarah dan kekayaan budaya Indonesia.Â
Meskipun Prabowo dan Anies memiliki pandangan yang berbeda, diskusi ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk memahami lebih dalam sejarah dan menghargai peran penting Pangeran Diponegoro dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H