Mohon tunggu...
ilham aufa
ilham aufa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, Penulis Lepas

Masih Belajar dan Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sujud Terakhir Kangjeng Sunan Kudus (Seri 3/Selesai)

19 September 2018   12:04 Diperbarui: 19 September 2018   12:13 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Subuh itu begitu khusuk. Sebab sang guru besar hadir di antara para tamu dan murid. Datang hendak berjamaah dengan kondisi badan yang sungguh lemah karena sakit tuanya. Ingin sekali mereka bertanya dan membantu, tapi seperti ada suara yang menyekat untuk tak mengganggu kehadiran Ja'far Shadiq di jamaah Subuh itu.

Bacaan surat AlQuran di solat subuh itu begitu merdu. Mengalun pelan. Seperti menembus awan meminta kesembuhan sang Sunan.

Panembahan Kudus yang menjadi imam subuh, beberapa kali tampak melelehkan air mata hangat, pertanda harapan yang sangat dahsyat kepada sang Ilahi yang maha Kuasa.

Jamaah subuh pun larut dalam ayat yang panjang. Mengamini doa yang terlantun dalam dua rakaat yang sedang berjalan.

Pontjowati yang berada persis di samping sang Sunan juga merasakan hal yang sama. Saat telah duduk dalam tahiyyat akhir, dia melihat Sunan Kudus tak beranjak dari sujudnya.

Sujudnya begitu panjang. Seperti menikmati kebahagiaan yang tak terbayang. Pancaran itu menyemburat di antara wajah dan bumi yang sedang diciumi. Bagai seorang kekasih yang sedang berjumpa dengan pasangan yang telah lama dirindunya.

"Assalamualikum warahmatullah, assalamualaikum warahmatullah," terdengar sang imam mengakhiri solat subuhnya. Para jamaahpun mengucapkan hal yang sama. Pertanda shalat Subuh jamaah telah selesai.

Sunan Kudus masih asik dengan sujudnya. Sujud yang penuh kedamaian.

"Kanjeng Sunan.. kanjeng Sunan," kata Pontjowati pelan hendak menggugah kesadaran guru kesayangannya.

Demi mendengar suara di ujung shaf pertama, Panembahan Kudus langsung beranjak. Mendekat di ujung shaf dimana ayahandanya masih terpaku dalam sujud subuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun