Problem tentang lingkungan hidup pada masa sekarang merupakan masalah khusus dan serius bagi pemerintah dan masyarakat. Manusia diangkat Allah sebagai khalifah, maksudnya adalah manusia dituntut untuk memelihara, membimbing, dan mengarahkan segala sesuatu agar mencapai maksud dan tujuan penciptanya. Allah Ta'ala telah memberitahukan pada hamba-hamba-Nya bahwa Dia-lah yang telah menciptakan pohon-pohonan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di muka bumi, yang di antaranya mereka gunakan sebagai makanan pokok.
Manusia memiliki peran penting mengenai pelestarian lingkungan alam. Istilah lestari sendiri memiliki arti tetap atau kekal, sedangkan kata pelestarian artinya upaya pemeliharaan dan melindungi sesuatu dari perubahan. Alam berasal dari kata 'alam yang secara bahasa berarti seluruh alam semesta. Dalam Bahasa Yunani, alam semesta atau jagat raya disebut sebagai "kosmos" yang berarti "serasi atau harmonis". Sehingga pelestarian lingkungan alam dapat dikatakan sebagai upaya dari manusia untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan hilangnya spesies. Hal ini merupakan proses perlindungan alam dari kemusnahan dan kerusakan yang disebabkan oleh polusi serta aktivitas manusia itu sendiri.
Pentingnya perawatan lingkungan dalam tadbir alam juga menjadi fokus utama dalam Islam. Islam mengajarkan agar manusia bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara alam sebagai amanah dari Allah Ta'ala. Allah Ta'ala telah menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, dan manusia memiliki tanggung jawab moral untuk tidak merusak atau menghancurkan lingkungan hidup.
Mata air Way Kota Cina adalah anugerah alam yang sangat berharga bagi masyarakat Pekon Suoh, Lampung Barat. Terletak di bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter, mata air ini menjadi sumber kehidupan yang mengalir ke seluruh desa, memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan warganya.
Di satu tempat ini, terdapat sekitar lima mata air yang mengalirkan air bersih dengan kapasitas 149,40 kilometer persegi. Air ini tidak hanya mengairi sawah-sawah yang membentang di Pekon Suoh, tetapi juga memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kegiatan sehari-hari masyarakat. Dengan air yang melimpah, petani dapat memastikan sawah mereka selalu subur dan produktif, sehingga hasil panen dapat mencukupi kebutuhan pangan lokal.
Selain itu, mata air Way Kota Cina juga memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan listrik yang sebagian menggunakan turbin, dan panel surya. Terdapat sekitar 591 rumah listrik non-PLN. Berkat aliran air yang stabil, sistem pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sederhana dapat beroperasi dengan baik, menyediakan listrik yang dibutuhkan untuk penerangan dan aktivitas rumah tangga lainnya.
Mata air ini menghidupi 4.324 jiwa yang tinggal di Pekon Suoh. Setiap tetes air dari Way Kota Cina adalah simbol keberlanjutan dan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Dengan adanya air yang melimpah, kehidupan sehari-hari menjadi lebih mudah dan nyaman, mulai dari kebutuhan dasar seperti memasak dan mandi, hingga kegiatan pertanian dan energi.
Masyarakat Pekon Suoh sangat bergantung pada keberlanjutan mata air ini. Oleh karena itu, berbagai upaya konservasi dilakukan untuk memastikan mata air Way Kota Cina tetap terjaga dan terus memberikan manfaat. Edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan dan penggunaan air secara bijak menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga.
Dalam upaya ini, peran kelompok KKN 458 UIN Raden Intan Lampung tahun 2024 sangat penting. Mereka berkontribusi dalam konservasi dan pengamatan sumber mata air Way Kota Cina. Dengan semangat pengabdian, kelompok KKN ini terlibat aktif dalam berbagai kegiatan konservasi, seperti pemantauan mata air, pembersihan lingkungan, dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sumber air.
Dengan menjaga dan melestarikan mata air Way Kota Cina, masyarakat Pekon Suoh tidak hanya melindungi sumber daya alam yang berharga, tetapi juga memastikan keberlanjutan hidup dan kesejahteraan bagi generasi mendatang. Mata air ini adalah bukti nyata bahwa dengan mengelola sumber daya alam secara bijaksana, kita dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan, sekaligus mengaktualisasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.