Terang menatap semburat kepalsuan
Menerjang badai dibawah kesengsaraan
Bisikan angin mengajarkan keseimbang
Menepi menghadang karang yang mulai terkikis sambaran gelombang
Terlihat paras yang mengutamakan ego berdagu rembulan
Cukup jelas dengan rayuan tahta yang gemilang
Permudah insan berkoin segudang tambak
Menurunkan insan bersajak rombengan
Menurunkan pandang menuju ke dasar
Tampak puing rapuh berjejeran lubang
Mencari rupiah dengan menggores badan
Tak berdaya, pejam akan rasa sakit
Runtuh batin akan cacian
Sungguh dua rasa yang tertanam
Menangguhkan akan sebuah perjuangan
Berkelana menyusuri seluruh angkara
Antara pundak - pundak bernyawa dan ranah curam perenggut nyawa
Terdiam terbayang dua kelana penuh geleng kepala
Siapa bertahta yang merdeka?
Siapa bersudra yang terhina?
Pelengkap hidup tatanan pundak tangga
Bumi masih memutar tangga
Yang sampai ke ranah awan akan kembali ke tanah
Semua selalu berkebalikan tuk merangkai keadilan menjunjung realita tanpa kepalsuan