Mohon tunggu...
Audya Alessandra C.R
Audya Alessandra C.R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

simple person

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sulitnya Mencari Pekerjaan di Negara Sendiri, sehingga Membuatnya Terpaksa Menjadi Pekerja Ilegal di Negera Orang

29 Juli 2022   22:00 Diperbarui: 29 Juli 2022   22:03 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iming - Iming yang diberikan pihak penyalur TKI ilegal adalah dengan mengatakan bahwa "Kamu cukup bayar saya dengan angka sekian, maka semua dokumen kamu akan segera selesai, dan kamu bisa bekerja di luar negeri dengan mudah" 

Karena ucapan tersebutlah sebenarnya yang menjadi faktor banyaknya pekerja ilegal asal indonesia di berbagai negara, namun jika kita pikirkan kembali dampak yang terjadi jika menjadi pekerja ilegal juga tidak main - main. 

Selain itu, menjadi pekerja di Luar Negeri juga memiliki resiko yang sangat tinggi, karena jika kita bekerja di luar negeri secara ilegal, negara tidak bisa membantu banyak jika kita mengalami sesuatu hal yang buruk di negara tersebut, justru negara akan mendapat teguran karena tidak mampu menjaga masyarakatnya.

5. Umur

Tidak hanya di Indonesia menjadi pekerja di luar negeri juga memiliki batasan umur, untuk mengurangi resiko yang bisa saja terjadi jika mempekerjakan orang yang sudah berumur. Mengingat, bekerja menjadi TKI diluar negeri harus memiliki fisik yang kuat, karena pekerjaan yang mereka lakukan tidaklah mudah.

Oleh sebab itu, demi keselamatan semua orang , menjadi pegawai ilegal di negara orang bukanlah pilihan yang tepat. Karena Negara sudah memberikan fasilitas dan juga menjamin keselamatan para pekerja di luar negeri secara resmi. 

Karena menjadi pekerja ilegal tidak hanya dapat memberikan kesulitan kepada kalian di masa depan, namun juga akan memberikan kesulitan kepada keluarga kalian di rumah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun