Sudah sebulan pasca pemberlakuan adanya new normal oleh pemerintah. Sebulan berlalu sepertinya new normal ini dianggap hidup normal kembali tanpa pandemi.
Padahal yang perlu kita ketahui, jika new normal merupakan tatanan baru untuk kita hidup beradaptasi dan berdampingan dengan pandemi ini. Dimana kita membiasakan diri dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah seperti rutin cuci tangan dengan sabun, jaga jarak, menghindari kerumunan, dan pakai masker dan bawa hand sanitizer saat keluar rumah.
Per Juni juga, tempat hiburan seperti Mall sudah dibuka, bahkan tempat ibadah sudah mulai dibuka untuk umum juga.
Baru-baru ini dikejutkan dengan dibukanya kembali car free day di Kota Jakarta pada 21 Juni 2020 silam. New normal memang ditandai dengan pelonggaran pembatasan-pembatasan sebelumnya.
Ternyata sebagian besar masyarakat tetap datang ke car free day walaupun memakai masker, tetapi tidak mengindahkan jaga jarak itu sendiri. Masyarakat yang datang semakin membludak dan membuat warga lain khawatir akan penyebaran virus COVID-19 yang terus melambung tinggi.
Tidak hanya di daerah Jakarta, di beberapa daerah tetap melakukan kegiatan yang mengundang banyak orang seperti hajatan.Â
Angka pertumbuhan korban COVID-19 semakin tinggi dan melebihi rekor-rekor sebelumnya. Sekarang sudah lebih dari 1.000 orang per hari angka positifnya. Warga hanya menganggap ini angin lalu karena menganggap dirinya sehat-sehat saja. Di beberapa kota yang sudah memasuki green zone atau zona aman dari COVID-19 berubah menjadi red zone.Â
Bisa dilihat di sosial media, mulai dari artis, influencer, pejabat, anak muda, orang tua tidak segan memposting dirinya sedang berkumpul dengan teman-temannya tanpa menggunakan masker dan jaga jarak.Â
New normal ini hanya akan menjadi angin lalu saja tanpa syarat yang mematuhinya. Kesadaran diri yang rendah menjadi faktor utamanya. Menganggap remeh penularan virus COVID-19 karena menganggap dirinya baik-baik saja. Padahal kita yang tidak sakit bisa saja menjadi virus carrier atau pembawa virus ke orang-orang terdekat kita.
Tidak apa-apa belum bisa main sekarang.
Tidak apa-apa belum bisa kumpul sekarang.