Mohon tunggu...
Audry Ghifari
Audry Ghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa psikologi dengan peminatan klinis, saat ini sedang magang di Kementerian Kesehatan. Tertarik dengan isu kesehatan mental serta selalu berusaha memperluas wawasan di bidang tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Kecanduan Doomscrolling: Ketika Informasi Negatif Menguras Kesehatan Mental

4 November 2024   13:04 Diperbarui: 4 November 2024   13:05 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital yang serba cepat, informasi hadir tanpa henti, dan banyak dari kita yang sering terjebak dalam kebiasaan "doomscrolling". Istilah ini mengacu pada perilaku terus-menerus menelusuri berita atau media sosial yang penuh dengan informasi negatif, yang tanpa sadar menguras energi mental dan berdampak buruk pada kesehatan psikologis kita.

Awalnya, saya tidak terlalu menyadari bahwa doomscrolling menjadi masalah dalam hidup saya. Berawal dari rutinitas setiap pagi dan malam membuka ponsel untuk melihat berita terbaru, kebiasaan ini berubah menjadi sesuatu yang sulit dikendalikan. Saya merasa "perlu" mengetahui perkembangan terkini mengenai isu-isu penting: mulai dari politik, ekonomi, hingga berita bencana. Namun, tanpa disadari, saya justru merasa lebih cemas, mudah stres, dan sulit tidur. Ternyata, ini adalah efek dari doomscrolling yang semakin merajalela dalam kehidupan digital kita.

Salah satu momen yang paling membekas adalah ketika saya terus-menerus memantau berita tentang pandemi COVID-19. Di awal pandemi, kita semua pasti mengkhawatirkan keselamatan diri dan keluarga. Sayangnya, yang saya lakukan adalah terus menelusuri media sosial dan situs berita untuk mengetahui jumlah kasus harian, berita tentang varian baru, hingga dampak ekonomi. Ini berlanjut hingga berbulan-bulan, dan dampaknya mulai terasa pada kualitas tidur saya. Rasanya sulit untuk tidur dengan perasaan cemas yang membayangi setiap malam. Saya menyadari bahwa saya terlalu fokus pada informasi negatif, yang akhirnya membuat saya semakin sulit fokus dalam menjalani hari-hari.

Fenomena ini bukan hanya saya alami; banyak orang mengalami hal serupa. Bahkan, sebuah studi oleh American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa doomscrolling dapat meningkatkan tingkat kecemasan, stres, dan depresi. Secara biologis, otak kita bereaksi lebih kuat terhadap berita negatif karena kecenderungan alami manusia untuk waspada terhadap ancaman. Akibatnya, ketika terus-menerus terpapar berita buruk, kita mengalami "overload" informasi negatif yang memicu kecemasan berlebih.

Doomscrolling juga berdampak pada kesehatan fisik. Saya sendiri merasakan bagaimana duduk terlalu lama sambil menatap layar ponsel memicu sakit leher dan punggung. Bahkan, waktu yang seharusnya saya gunakan untuk berolahraga seringkali terpakai hanya untuk membaca berita. Tanpa sadar, doomscrolling telah menyita banyak waktu dan energi yang bisa saya manfaatkan untuk hal-hal yang lebih produktif.

Lalu, bagaimana cara mengatasi doomscrolling? Beberapa langkah yang saya coba lakukan, dan mungkin dapat membantu Anda juga, di antaranya adalah:

  1. Batasi Waktu untuk Berita dan Media Sosial
    Saya mulai membatasi waktu untuk membuka berita dan media sosial, terutama di pagi dan malam hari. Mengatur waktu khusus hanya 10-15 menit setiap sesi membantu mengurangi intensitas doomscrolling.

  2. Prioritaskan Informasi Positif atau Netral
    Saya mencoba untuk lebih fokus pada informasi yang bersifat netral atau positif. Hal ini cukup membantu menjaga keseimbangan emosi dan mengurangi kecemasan.

  3. Gantikan dengan Aktivitas yang Lebih Menenangkan
    Alih-alih memeriksa ponsel setiap waktu, saya memilih untuk membaca buku, berjalan-jalan, atau melakukan olahraga ringan. Aktivitas-aktivitas ini sangat membantu mengurangi ketergantungan pada berita negatif dan membuat saya merasa lebih tenang.

  4. Gunakan Aplikasi yang Membatasi Penggunaan Layar
    Beberapa aplikasi, seperti aplikasi pelacak penggunaan layar, bisa membantu kita menyadari waktu yang dihabiskan untuk doomscrolling. Saya mencoba memanfaatkan fitur ini sebagai pengingat untuk tidak berlebihan.

Doomscrolling memang sebuah fenomena yang bisa terjadi pada siapa saja, terutama di tengah arus informasi yang tiada habisnya. Dengan mengenali dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat mengurangi dampak negatifnya dan menjaga keseimbangan kesehatan mental kita. Terkadang, dengan tidak selalu mencari tahu semua informasi, kita justru memberi diri kita ruang untuk bernapas lebih lega.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun